Le yang baik hati menyapanya dan bertanya apakah dia lapar. Karena pria itu tidak menjawab, Le mendorong beberapa piring makanannya ke arah pria besar itu. Pria itu segera melahap semua makanan dengan tangannya dan dalam waktu singkat semua makanan habis.
Le memesan makanan lain, dan sekali lagi pria besar itu melahapnya sampai tuntas. Le memesan ayam kalkun dan sejumlah kue rebus. Setelah makan setengah lusin, barulah nafsu makan pria itu mereda.
Ia baru menoleh pada Le dan berterima kasih karena kebaikan hati Le.
"Selama tiga tahun saya belum pernah makan seperti tadi," katanya.
"Tapi, tubuhmu sangat besar dan sehat. Kau juga sopan dan baik. Mengapa kau bisa sangat miskin?” tanya Le heran.
“Ini mungkin sudah nasibku,” kata pria besar itu.
Baca Juga: Apa Benar Es Batu yang Berwarna Putih Terbuat dari Air Mentah? Ini Penjelasan dari Ahli
“Kau tinggal dimana?” tanya Le.
"Di darat saya tidak punya rumah. Di atas air, tidak punya perahu. Di pagi hari aku ada di desa. Pada malam hari, di kota seperti ini.”
Le kemudian bersiap untuk pergi. Namun teman barunya tidak mau meninggalkannya. Ia mengikuti Le dan berkata,
“Kau berada dalam bahaya yang akan segera terjadi. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu dan akan menjagamu,” katanya.
Jadi mereka pergi bersama. Dalam perjalanan, Le mengajak ia untuk makan lagi bersamanya. Namun pria besar itu menolak.
“Aku hanya makan sesekali,” katanya.
Le semakin kagum pada pria besar itu.