Hindari Membuang 4 Benda Ini di Saluran Air, Salah Satunya Ampas Kopi

By Avisena Ashari, Selasa, 15 Desember 2020 | 17:00 WIB
Benda apa saja yang sebaiknya tidak dibuang ke saluran air? (People photo created by pch.vector / Freepik)

Bobo.id - Teman-teman pasti pernah membantu orang tua mencuci piring, bukan?

Saat kita mencuci piring, air yang ada di bak cuci piring akan mengalir ke saluran pembuangan air.

Kadang-kadang kita juga membuat sisa makanan atau benda lain ke dalam saluran pembuangan air itu.

Namun, ada benda-benda tertentu yang sebaiknya tidak kita buang melalui saluran air pada bak cuci piring, teman-teman.

Beberapa benda tertentu bisa membuat saluran air tersumbat atau bisa mencemari lingkungan sekitar rumah.

Yuk, kita cari tahu benda apa saja yang sebaiknya tidak kita buang ke saluran air di bak cuci!

Obat-obatan

Sisa obat maupun obat yang sudah kedaluwarsa sebaiknya jangan dibuang ke saluran air, teman-teman.

Sebabnya, senyawa kimia yang terkandung dalam obat bisa mencemari air di lingkungan sekitar rumah kita.

Beberapa jenis obat mencantumkan cara membuang obat kedaluwarsa pada kemasannya. Kita bisa mengikuti anjuran pada kemasan itu.

Obat yang bisa dibuang melalui saluran air hanyalah obat berbentuk sirup. Namun obat sirup berupa antibiotik, antijamur, dan antivirus sebaiknya tetap dibiarkan dalam kemasan asli dan dicampur dengan air, dan ditutup rapat sebelum dibuang ke tempat sampah.

Baca Juga: Ingin Membuat Pastel yang Renyah di Rumah? Hindari 2 Kesalahan Membuat Pastel Ini

Sebabnya, jika terbuang ke lingkungan, bisa menyebabkan penyakit yang ada di alam tahan terhadap obat-obat itu.

Untuk obat yang berbentuk tablet atau kapsul jangan langsung dibuang ke saluran air. Kita bisa mencampur obat itu dengan tanah, kemudian dibungkus menggunakan plastik dan dibuang ke tempat sampah.

Jangan lupa hilangkan informasi yang tertera pada kemasan obat, terutama obat yang didapatkan dengan resep dokter.

Sisa Minyak dan Lemak

Minyak sisa menggoreng yang sudah tidak bisa digunakan lagi sebaiknya jangan dibuang langsung ke saluran air, baik melalui bak cuci atau toilet.

Sebabnya, zat berupa minyak atau lemak bisa mengeras dan nantinya membuat saluran air tersumbat.

Sisa minyak dan lemak juga sebaiknya jangan langsung dibuang ke tempat sampah.

Untuk membuat sisa minyak dan lemak yang tidak bisa digunakan lagi, biarkan sampai minyak mendingin atau membeku, kemudian tuangkan ke dalam wadah bekas sekali pakai, seperti kotak bekas wadah susu. Kemudian dibungkus plastik dan dibuang ke tempat sampah.

Saat mencuci piring atau peralatan makan yang berminyak atau berlemak, kita bisa membersihkannya dulu menggunakan tisu dapur sebelum dicuci.

Baca Juga: Sering Dipakai Anak-Anak, Benarkah Makan dengan Piring Melamin Tidak Aman untuk Kesehatan?

Cairan Pembersih

Di rumah, ada banyak cairan pembersih dan pemutih untuk berbagai keperluan.

Jika ingin membuang cairan pembersih atau pemutih karena tidak digunakan lagi, maka kita perlu memperhatikan kandungan senyawa kimia di dalamnya.

Misalnya, cairan pemutih bisa dibuang pda saluran air namun harus dilarutkan dengan air atau dibuang bersama air yang banyak, dan tidak boleh dicampur dengan zat yang mengandung amonia.

Memperhatikan kandungan cairan pembersih dan pemutih sebelum dibuang ini penting untuk mencegah pencemaran lingkungan, seperti membahayakan air atau hewan di sekitar tempat tinggal kita.

Ampas Kopi

Seringkali, ampas kopi yang masih ada pada cangkir kopi langsung dibuang ke saluran air pada bak cuci.

Jika dilakukan terus-menerus, ampas kopi ini bisa menumpuk dan menyumbat saluran air.

Ampas kopi sebaiknya tidak langsung dibuang, tapi dimanfaatkan untuk pupuk tanaman yang menyuburkan tanah atau bahan mengusir serangga di rumah.

Baca Juga: Jangan Langsung Dibuang, Ampas Kopi Ternyata Bisa Digunakan untuk 6 Hal Ini di Rumah!

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com