Pada dasarnya, hal ini untuk menjaga panas yang ada dan melindungi otak. Suhu tubuh yang rendah dapat memerlambat aktivitas otak, pernapasan, dan detak jantung.
Selain itu juga bisa dipengaruhi usia, kondisi mental, dan fungsi otak. Bayi dan orang usia lanjut memiliki risiko tertinggi mengalami hipotermia.
Hal ini disebabkan oleh penurunan kemampuan bagi tubuh untuk mengatur suhu. Penyakit mental dan demensia. Penyakit mental seperti skizofrenia dan ganggun bipolar meningkatkan risiko seseorang memiliki hipotermia.
Demensia atau hilang ingatan juga dapat meningkatkan risiko karena kesulitan dalam berkomunikasi dan pemahaman
Selain hal-hal di atas, kondisi medis tertentu dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk memertahankan suhu yang memadai, seperti:
- hipotiroidisme, terjadi saat kelenjar tiroid tidak kurang banyak menghasilkan hormon
- radang sendi
- dehidrasi
- diabetes
- penyakit parkinson, yaitu penyakit saraf yang memengaruhi otak
- stroke
- cedera tulang belakang
- luka bakar
- malnutrisi, yaitu kekurangan nutrisi tubuh
Baca Juga: Jangan Berikan untuk Kucing, 5 Makanan Ini Berbahaya untuk Kesehatan Kucing, Salah Satunya Tulang
Gejala
Gejala umum hipotermia meliputi:
- menggigil berlebihan
- pernapasan melambat
- bicara lambat
- kebingungan dan kehilangan ingatan
- mengantuk atau kelelahan
- melantur atau bergumam
- kehilangan koordinasi tubuh, tangan maraba-raba, atau tersandung
Seseorang yang sedang mengalami kelelahan berlebihan, denyut nadi lemah, atau tidak sadar juga memiliki kemungkinan sedang hipotermia.