Makna Tari Tor-Tor, Tarian Tradisional dari Sumatera Utara

By Grace Eirin, Jumat, 1 Oktober 2021 | 18:00 WIB
Makna di balik Tari Tor-Tor, tari tradisional dari Sumatera Utara. (Creative Commons/Angeline Claudia)

Bobo.id - Tari Tor-Tor adalah tari yang berasal dari Sumatera Utara

Sebagai tari tradisional, pastinya tari ini tidak lepas dari sejarah dan makna dari gerakan-gerakan yang dilakukan penari. 

Tahukah teman-teman apa makna dari tari tradisional Tor-Tor? Berikut ini penjelasannya. 

Makna Tari Tor-Tor

Dilansir dari National Geographic Indonesia, tari Tor-tor dari Sumatera Utara ini mengandung 3 makna. Makna-makna tersebut antara lain: 

- Digunakan sebagai ritual

- Digunakan sebagai penyemangat jiwa

- Digunakan sebagai sarana untuk menghibur

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Tentang Pengertian, Unsur-Unsur, dan Contoh Seni Tari di Indonesia

Ritual yang dimaksud adalah untuk upacara kematian, panen, penyembuhan, dan pesta muda-mudi.

Pesan yang ingin disampaikan dari ritual tersebut, diuraikan menjadi 3 pesan utama, antara lain: 

- Takut dan taat pada Tuhan. Sebelum tari dimulai, harus ada musik persembahan pada Yang Maha Esa.

- Kemudian, pesan ritual untuk leluhur dan orang-orang masih hidup yang dihormati.

- Yang terakhir adalah pesan untuk khalayak ramai yang hadir dalam upacara.

Nah, itulah makna yang ada di balik Tari Tor-Tor ini. 

Baca Juga: Tari Gandrung: Sejarah, Properti, dan Tahapan Tari Gandrung

Musik yang Digunakan dalam Tari Tor-Tor

Tari Tor-Tor ditampilkan dengan iringan musik dari tabuhan Gondang Sembilan. 

Dinamakan Gondang Sembilan karena alat musik gendang yang digunakan sejumlah sembilan buah. 

Jumlah gendang yang ditabuh ini termasuk yang terbanyak di wilayah Suku Batak. 

Sebab, suku batak yang lain berbeda jumlah gendangnya. Seperti Batak Pakpak hanya delapan buah, Batak Simalungun tujuh buah, Toba enam buah, dan di Batak Karo tingga tersisa dua buah gendang.

Bunyi gendang ini mirip dengan bunyi bedug yang ada di masjid.

Ciri khas yang membuat gendang ini berbeda adalah si pelantun disebut Maronang onang.

Biasanya dari kaum lelaki yang bersenandung syair tentang sejarah seseorang, doa, dan berkat.

Baca Juga: Tari Piring Khas Minangkabau, Sejarah dan Cara Menarikannya

Isi senandungnya disesuaikan dengan harapan dari peminta acara. 

Namun, saat ini Tari Tor-Tor sudah banyak digunakan untuk ditampilkan di upacara perkawinan. 

Sehingga bentuknya bukan lagi ritual melainkan hiburan.

Sumber foto: Creative Commons/Angeline Claudia

Tonton video ini juga, yuk!

 

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.