“Raja memerintahkanku untuk melakukan demikian.”
“Baiklah, bagian mana yang ingin engkau telan terlebih dahulu, mulai dari kepala, atau dari ekor?”
Baca Juga: Dongeng Anak: Flik Tupai di Musim Kenari #MendongenguntukCerdas
“Aku tidak peduli, bagaimana menurutmu?”
“Lebih baik kamu memulai dari kepalaku. Baiklah aku akan memberitahumu, berdirilah tepat di depanku, dan aku akan masuk ke dalam mulutmu.”
Serigala itu lalu berdiri tepat di depannya, lalu membuka mulutnya. Kambing gunung itu lalu mengambil ancang-ancang, lalu berlari dengan sangat kencang ke arah serigala, dan menyeruduknya dengan tanduknya. Serigala itu terpental, dan jatuh ke dalam jurang.
Ketika serigala tersadar, ia lalu memanjat tebing jurang itu dengan cakarnya. Setelah ia sampai di atas, kambing gunung itu sudah melarikan diri. Serigala itu kembali kepada Sang Elang, lalu mengadu kepadanya, “Rajaku yang Mulia, aku masih sangat lapar! Tolong, berikanlah aku sedikit makanan!”
“Tapi, aku sudah mengizinkanmu untuk memakan kambing gunung itu.” Ujar Sang Elang.”
“Tapi, kambing gunung itu terlalu licik! Ia mendorong aku ke dalam jurang dengan tanduknya!”
“Baiklah, telanlah seorang penjahit yang berada di sana. Tapi, janganlah kembali lagi kepadaku, atau aku akan memerintahkan Billy si polisi untuk memenjarakanmu!”
Serigala itu sekali lagi berterimakasih kepada Sang Elang, dan berjalan menemui si penjahit.
“Hai penjahit, aku akan menelanmu bulat-bulat!” teriak serigala.