Bagaimana Pembagian Kerja antara Laki-Laki dan Perempuan pada Masa Bercocok Tanam?

By Fransiska Viola Gina, Senin, 19 September 2022 | 07:30 WIB
Pembagian kerja laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam. (PIXABAY/PublicDomainPictures)

Bobo.id - Pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial Kurikulum Merdeka kelas 7 SMP, kita akan belajar tentang aktivitas manusia zaman praaksara.

Perlu diketahui zaman praaksara atau zaman prasejarah adalah masa di mana manusia belum mengenal tulisan. 

Aktivitas manusia zaman praaksara terbagi menjadi 4, antara lain:

- Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana

- Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut

- Masa bercocok tanam, dan

- Masa perundagian. 

Setiap masa, terdapat perbedaan dan perubahan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh manusia, teman-teman. 

Contohnya, pada bercocok tanam manusia sudah mulai membuka lahan baru dengan memanfaatkan hutan dan semak. 

Pada buku halaman 93, kita diajak untuk menjawab pertanyaan terkait pembagian kerja dan sistem kepercayaan pada masa bercocok tanam.

Apakah teman-teman sudah menemukan jawabannya?

 Baca Juga: Bagaimana Pembagian Kerja dan Cara Manusia Berburu pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan?

Kali ini Bobo akan memberikan penjelasan terkait pembagian kerja dan sistem kepercayaan pada masa bercocok tanam. Simak, yuk!

Bagaimana Pembagian Kerja antara Laki-laki dan Perempuan pada Masa Bercocok Tanam?

Masa bercocok tanam adalah masa di mana manusia menumbuhkan makanan dan memanfaatkan hewan liar demi kepentingan hidup. 

Oleh karena itu, masyarakat akan memilih tempat huni yang jaraknya dekat dengan sumber air dan alam yang mereka peroleh. 

Setelah memiliki tempat tinggal tetap, dibentuklah sebuah perkampungan kecil yang terdiri dari beberapa keluarga. 

Nah, dalam perkampungan kecil di masa bercocok tanam ini, laki-laki akan bertugas membangun rumah. 

Selain itu, laki-laki cenderung mendapat pekerjaan yang membutuhkan tenaga lebih berat, seperti berburu dan membuka lahan baru.

Sementara itu, kaum perempuan di masa bercocok tanam memang tidak mendapatkan pekerjaan yang butuh tenaga berat. 

Pembagian tugas yang didapatkan oleh kaum perempuan pada masa bercocok tanam adalah merawat serta menghias rumah. 

Selain itu, kaum perempuan juga bertanggung jawab untuk mengumpulkan buah serta menjaga rumah mereka. 

Baik kaum perempuan dan laku-laki akan menunjuk ketua suku sekaligus membuat aturan hidup sederhana yang harus dipatuhi. 

Baca Juga: Bagaimana Seni Lukis yang Ada pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut?

Nah, tokoh yang dipilih sebagai ketua suku akan bertugas sebagai komando dari semua kegiatan yang dilakukan di masyarakat. 

Peristiwa inilah yang dianggap menjadi cikal bakal munculnya strata sosial dalam sebuah komunitas masyarakat kecil.

Bagaimana Bentuk Sistem Kepercayaan pada Masa Bercocok Tanam?

Sistem kepercayaan adalah sistem yang membuat seseorang meyakini sesuatu hingga memengaruhi pola pikir dan tingkah lakunya. 

Masyarakat pada masa bercocok tanam mengenal kepercayaan akan hal gaib dan orang yang meninggal akan memasuki alam lain. 

Oleh karena itu, orang yang meninggal akan dibekali oleh benda-benda keperluan sehari-hari. 

Berkaitan dengan kepercayaan, maka muncul tradisi pendirian bangunan besar yang disebut dengan tradisi megalitik. 

Beberapa contoh bangunan megalitik adalah dolmen, menhir, waruga, sarkofagus, dan punden berundak.

Secara umum, sistem kepercayaan pada masa bercocok tanam dapat dibagi menjadi tiga aliran, antara lain:

1. Animisme

Animisme adalah kepercayaan bahwa semua yang bergerak dianggap hidup serta memiliki roh yang berwatak baik maupun buruk. 

Baca Juga: Pembabakan Zaman Praaksara Berdasarkan Geologi: Arkeozoikum, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Neozoikum

Selain itu, animisme juga percaya bahwa roh orang yang sudah meninggal bisa masuk ke dalam tubuh hewan. 

Oleh karena itu, animisme juga bisa disebut sebagai kepercayaan manusia terhadap roh leluhur. 

Masyarakat yang menganut paham animisme meyakini kalau orang yang sudah meninggal dianggap sebagai mahatinggi. 

Inilah yang melatarbelakangi adanya ritual tertentu agar masyarakat terhindar dari kemarahan roh leluhur.

2. Dinamisme

Dinamisme sendiri berasal dari bahasa Yunani, dunamos, yang artinya kekuatan atau daya, teman-teman. 

Dinamisme merupakan kepercayaan terhadap benda-benda tertentu yang diyakini memiliki kekuatan gaib. 

Oleh karena itu, benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib itu akan sangat dihormati dan dikeramatkan. 

Biasanya, benda-benda yang dikeramatkan oleh masyarakat praaksara penganut dinamisme adalah api, batu, air, pohon, dan binatang. 

3. Totenisme

Totenisme berasal dari kata dotem, yaitu istilah yang digunakan orang Algonquin di Amerika Utara untuk menunjuk suatu anggota klan. 

Baca Juga: Pantas Lukisan Purba di Gua Tidak Hilang Meski Sudah Ribuan Tahun, Ternyata Ini Rahasianya

Totenisme merupakan bentuk kepercayaan terhadap adanya sifat ilahi yang terkandung di dalam sebuah benda atau makhluk hidup selain manusia.

Benda atau makhluk hidup yang disembah inilah yang disebut sebagai totem, bisa berupa burung, ikan, hewan atau tumbuhan. 

Adapun beberapa cara ibadah yang dilakukan oleh penganut totenisme ini adalah merawat hewan atau tumbuhan suci yang mereka sembah. 

Selama mereka hidup, tidak ada satupun hewan atau tumbuhan yang akan dilukai atau dibunuh karena sudah dijadikan totem. 

Nah, itulah pembagian kerja dan sistem kepercayaan pada masa bercocok tanam. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya. 

----

Kuis!

Apa yang dilakukan oleh laki-laki pada masa bercocok tanam?

Petunjuk: cek di halaman 2!

Tonton video ini, yuk!

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.