4. Mappalette Bola
Kearifan lokal Mappalette Bola berasal dari suku Bugis, Sulawesi Selatan.
Mappalette Bola adalah kegiatan masyarakat sekitar akan membantu tetangganya yang pindah rumah dengan cara menggotong rumah secara bersama-sama.
Jumlah orang yang mengangkut rumah bisa mencapai puluhan hingga ratusan laki-laki. Mereka melakukan itu semua dengan suka cita karena hal demikian telah menjadi kearifan lokal di sana. Hal ini memiliki makna sebagai bentuk penerapan budaya gotong royong masyarakat.
5. Te Aro Naweak Lako
Kearifan lokal Te Aro Naweak Lako berasal dari Papua. Makna kearifan lokal ajaran leluhur untuk untuk mencintai alam dan tidak merusak alam.
Suku Amungme yang hidup di daerah Tembagapura, menganggap tanah sebagai ibu yang memberi makan, mendidik, memelihara, serta membesarkan bayi hingga lanjut usia sampai tiada. Bumi diciptakan dengan beragam kelengkapan yang ada di dalamnya.
Para leluhur Papua mengajarkan generasi penerusnya untuk mengolah sumber daya alam Papua dengan bijaksana.
Mereka mengajarkan agar manusia mencintai alam sebagaimana mereka mencintai diri sendiri. Mereka menganggap diri mereka adalah bagian dari alam.
6. Lompat Batu atau Fahombo
Kearifan lokal lompat baru berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara.
Baca Juga: Analisis Terhadap Keragaman Budaya Indonesia: Kekuatan dan Kelemahan