Tradisi yang menjadi kearifan lokal ini disebut Fahombo. Budaya ini telah berlangsung lama dan diperuntukan bagi laki-laki saja.
Maknanya adalah anak laki-laki yang sudah mencapai usia dewasa dianggap kuat untuk melindungi keluarga, terutama ibu dan adik mereka.
Laki-laki di Nias harus melompati tumpukan batu setinggi dua meter dan selebar 40 cm.
Tradisi ini dulunya merupakan syarat yang harus dipenuhi seorang laki-laki jika ingin ikut berperang melawan musuh.
Dulu, di Pulai Nias seringkali terjadi perang antarwilayah, sehingga setiap suku harus membangun pembatas tinggi. Laki-laki yang dapat melompati pembatas tinggi dari suku lawan diperbolehkan untuk ikut berperang.
Untungnya, sekarang peperangan itu sudah tidak ada lagi, teman-teman. Namun, tradisi lompat batu ini tetap dilaksanakan.
7. Bebie
Kearifan lokal Bebi berasal dari Muara Enim, Sumatra Selatan. Bebie adalah merupakan sebuah tradisi menanam, dan memanen padi secara bersama sama dengan memiliki tujuan.
Agar pemanenan padi cepat selesai, sehingga setelah panen selesai akan diadakannya perayaan sebagai suatu bentuk rasa syukur, atas panen padi yang sukses tersebut.
Makna tradisi ini adalah semangat gotong royong dalam merekatkan setiap masyarakat dengan menanam dan memanen padi bersama-sama.
Teman-teman, itulah contoh-contoh kearifan lokal di Indonesia.
Baca Juga: 5 Contoh Terjadinya Globalisasi di Bidang Sosial Budaya, Beserta Dampaknya
----
Kuis! |
Dari mana kearifan lokal Awig-Awig berasal? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.