Bisa Jadi Tidak Sehat, Bagaimana Cara Memilih Buah Kaleng yang Aman?

By Amirul Nisa, Rabu, 30 November 2022 | 16:45 WIB
Buah kaleng sering disebut kurang sehat, tapi ada cara khusus agar mengonsumsi buah ini jadi tetap menyehatkan. (ponce_photography)

Proses pengalengan itu yang memungkinkan makanan dapat awet atau aman dimakan selama satu sampai lima tahun atau lebih.

Dalam proses pengalengan tersebut biasanya memakai suhu panas tinggi, sehingga membuat vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin C dan B dapat rusak.

Vitamin yang larut dalam air sensitif terhadap panas dan udara secara umum, sehingga vitamin tersebut juga dapat hilang selama proses pengolahan, memasak, dan metode penyimpanan yang biasa digunakan di rumah.

2. Adanya Kandungan BPA

BPA (bisphenol-A) adalah bahan kimia yang sering digunakan dalam kemasan makanan, termasuk kaleng. Sehingga, itu membuat makanan kaleng dianggap kurang sehat.

Mengutip Healthline, studi menunjukkan bahwa BPA dalam makanan kaleng dapat berpindah dari lapisan kaleng ke dalam makanan yang dikandungnya.

Kemudian sebuah penelitian, peserta yang mengonsumsi satu porsi sup kalengan setiap hari selama lima hari mengalami lebih dari 1.000 persen peningkatan kadar BPA dalam urin mereka.

Saat kadar BPA dalam tubuh terus meningkat bisa berpotensi mengalami penyakit jantung dan diabetes tipe dua.

3. Berpotensi Mengandung Bakteri Mematikan

Mengutip Healthline, makanan kaleng dianggap kurang sehat karena dapat mengandung bakteri berbahaya yang dikenal sebagai Clostridium botulinum, jika dalam proses pengalengannya tidak dilakukan dengan benar.

Namun, hal itu sangat jarang terjadi pada produk bermerek legal.

Baca Juga: 7 Makanan yang Tidak Boleh Disimpan dalam Freezer, Salah Satunya Kaleng Soda