Liquamen yang digunakan bangsa Romawi itu terbuat dari teri, cuka, minyak, dan merica.
Rasa dari liquamen mirip dengan kecap miliki bangsa Tiongkok.
Tapi bangsa Tiongkok baru menciptakan saus serupa pada tahun 1690 dan diberi nama ke'tsiap.
Namun semakin banyaknya bahan makanan yang ditemukan, ke'tsiap mulai dibuat dengan bahan baku kacang kedelai hitam.
Sedangkan sejarah kecap di Indonesia diawali dengan ekspansi bangsa Tiongkok ke Asia Tenggara.
Saat melakukan ekspansi, bangsa Tiongkok yang datang mereka berjualan untuk bisa bertahan hidup. Dari berbagai barang yang dijual, ke'tsiap adalah salah satunya.
Saat itu, ke'tsiap dijual di kawasan Melayu, seperti Singapura dan Indonesia hingga ke Thailand dan Filipina. Pada saat itulah ke'tsiap mulai masuk ke Indonesia.
Pada mulanya, para pedagang Tiongkok tersebut datang ke Indonesia membawa berbagai barang yang akan ditukar dengan berbagai hasil bumi dan olahan khas Indonesia.
Salah satu barang yang dibawa dalam ekspedisi tersebut adalah kecap asin (soy sauce) atau ke'tsiap.
Namun ternyata, kultur budaya masyarakat Jawa, sebagai tempat bersandarnya kapal-kapal dagang Tiongkok, tidak terlalu menyukai kecap asin.
Baca Juga: 3 Resep Bekal Sekolah Praktis dan Lezat, Ada Bola Mi Goreng hingga Nasi Balut Ayam Kecap
Dari situlah, orang-orang Tiongkok itu menambahkan gula kelapa ke dalam kecap asin sehingga berubah menjadi kecap manis.