Bobo.id - Kedatangan penjajah yang merugikan rakyat Indonesia memicu perlawanan mengusir penjajah yang terjadi di berbagai daerah.
Sebelum timbulnya pergerakan nasional, banyak terjadi perlawanan mengusir penjajah yang bersifat kedaerahan.
Puncak perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia berlangsung pada abad ke-19.
Pada abad ini, seluruh daerah di Indonesia menentang pemerintah Hindia Belanda.
Namun sayang, perlawanan mengusir penjajah di tiap daerah kebanyakan mengalami kegagalan.
Apa penyebab kegagalan perlawanan mengusir penjajah yang dilakukan secara kedaerahan? Kita pelajari bersama, yuk!
6 Contoh Perlawanan Mengusir Penjajah dan Penyebab Kegagalannya
1. Perang Padri di Sumatra Barat
Perang Padri merupakan perlawanan yang sangat menyita biaya dan tenaga yang sangat besar bagi rakyat Sumatra Barat dan juga Belanda.
Saat itu, rakyat Sumatra Barat merupakan persatuan antara kaum padri atau ulama dengan kaum adat ditambah lagi datangnya bantuan dari Aceh yang membuat Belanda kesulitan.
Nah, Belanda kemudian menerapkan sistem pertahanan benteng stelsel.
Baca Juga: Penyebab dan Strategi Perlawanan Pangeran Diponegoro Terhadap Penjajah, Materi PPKn
Belanda menjadikan benteng Fort de Kock di bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen menjadi benteng pertahanannya.
Penerapan sistem pertahanan benteng stelsel oleh Belanda ternyata berhasil menuai kemenangan yang ditandai dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol tahun 1837.
Kemudian Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Priangan, Ambon, dan Manado.
Perang Padri pun dianggap selesai dengan kemenangan jatuh ke pihak Kolonial Belanda, sementara Tuanku Tambusai bersama sisa-sisa pengikutnya terpaksa pindah ke Negeri Sembilan di Semenanjung Malaya.
Kerajaan Pagaruyung akhirnya menjadi bagian Pax Netherlandica di bawah kendali Hindia Belanda.
Penyebab kegagalan Perang Padri adalah kurangnya senjata, senjata yang kurang modern, dan kurangnya pasukan.
2. Perang Saparua di Ambon
Perang Saparua merupakan bentuk perlawanan rayat Ambon terhadap pemerintahan Hindia Belanda di Ambon saat itu.
Rakyat Ambon dipimpin oleh Thomas Matulesi atau yang kita kenal dengan nama Kapten Pattimura.
Selain itu juga ada pahlawan wanita Indonesia yang juga ikut berperang bersama Pattimura yaitu Cristina Martha Tiahahu.
Akan tetapi, perlawanan Pattimura bisa diatasi oleh Hindia Belanda dengan datangnya pasukan pembantu dari Jakarta.
Baca Juga: Penyebab dan Latar Belakang Perlawanan Rakyat Maluku pada Masa Penjajahan, Materi PPKn
Penyebab kegagalan perang Saparua adalah kekalahan dalam jumlah pasukan dan senjata perang.
3. Perang Aceh
Perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda mengakibatkan gugurnya Jendral Kohler dan kegagalan sistem pertahanan benteng stelsel.
Saat itu, Belanda kewalahan dalam menghadapi perlawanan fisik rakyat Aceh hingga mereka mengutus Dr. Snouck Hurgroje untuk menyamar dan mencari tahu kelemahan rakyat Aceh.
Belanda kemudian menemukan cara untuk mengalahkan perlawanan rakyat Aceh dengan politik adu domba antara golongan bangsawan dan ulama Aceh.
Penyebab kegagalan perang Aceh adalah adanya adu domba dari golongan bangsawan, sehingga memecah belah persatuan rakyat Aceh.
4. Perang Diponegoro
Perang Diponegoro berlangsung pada 1825 sampai 1830 yang menjadi salah satu perang besar yang dihadapi oleh Belanda.
Perang Diponegoro dipicu adanya campur tangan Belanda dalam urusan politik Kerajaan Yogyakarta.
Pada Mei 1825, dibangun jalan baru Belanda memasang patok-patok di tanah leluhur Diponegoro. Kemudian patok tersebut dicabut oleh pengikut Diponegoro.
Perang pecah pada 20 Juli 1825 di Tegalrejo dengan diutusnya serdadu Belanda untuk menangkap Diponegoro.
Baca Juga: Nama-Nama Tokoh yang Berperan dalam Melawan Kolonialisme dan Imperalisme di Indonesia
Tegalrejo yang menjadi markas pengikut Diponegoro berhasil direbut dan dibakar oleh Belanda. Pada 1830, Diponegoro bersedia berunding dengan Belanda di Magelang.
Ternyata perundingan tersebut hanya menjadi tipuan dan Diponegoro akhirnya ditangkap dan diasingkan ke Manado.
Kegagalan perang Diponegoro adalah karena Diponegoro ditipu Belanda, serta senjata pengikutnya dilucuti.
5. Perang Sisingamangaraja di Sumatra Utara
Perlawanan rakyat Sumatra Utara terhadap Belanda dilakukan oleh Sisingamangaraja XII yang berlangsung selama 24 tahun.
Pertempuran ini berawal dari serangan ke pusat pertahanan Belanda pada 1877 dan berakhir dengan pengepungan benteng terakhir Sisingamangaraja di Pakpak.
Penyebab kegagalan Perang Sisingamaraja adalah kurangnya pasukan serta persenjataan perang.
6. Perang Banjar
Perlawanan mengusir penajajah yang terakhir adalah Perang Banjar yang disebabkan campur tangan Belanda dalam pergantian raja di Kerajaan Banjarmasin.
Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Antasari setelah Belanda menangkap Prabu Anom. Peperangan pecah di Kalimantan dengan datangnya pasukan bantuan bagi Belanda yang membuat pasukan Pangeran Antasari terdesak.
Perang ini benar-benar selesai pada 1866 saat Pangeran Hidayat yang menjadi Raja Kerajaan Banjarmasin menyerahkan diri ke Belanda. Penyebab kegagalan perang Banjar adalah kekalahan dalam jumlah pasukan dan senjata.
Nah, itulah 6 contoh bentuk perlawanan mengusir penjajah di masa lampau. Setelah mengalami banyak kegagalan, Indonesia bisa bersatu dalam peristiwa Pergerakan Nasional melawan penjajahan.
(Penulis: Nabil Adlani / Niken Bestari)
Baca Juga: Contoh Perubahan Sosial Budaya Akibat Indonesia Berperang Melawan Penjajah Belanda
----
Kuis! |
Perang Padri terjadi di mana? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.