Bobo.id - Bulan, Bintang, Matahari, dan planet adalah beberapa contoh benda langit yang kita ketahui dan dapat dilihat dengan jelas.
Selain keempat benda yang populer itu, ternyata ada juga benda langit lain yang biasa disebut dengan meteor.
Meteor adalah benda angkasa yang meluncur di angkasa luar, masuk ke dalam atmosfer dan menyala karena gesekan udara.
Diketahui, ada jutaan meteor di langit. Ketika mereka berpindah tempat, mereka akan meninggalkan lintasan cahaya di angkasa.
Menariknya, kita bisa melihat meteor itu dari Bumi tanpa alat bantu apa pun. Kita biasa menyebutnya dengan bintang jatuh.
Yap! Ternyata bintang jatuh adalah istilah yang digunakan untuk meteor yang bergerak dan berpindah tempat di langit malam.
Namun, ketika meteor itu bergerak atau 'jatuh' di siang hari, maka kita akan sulit melihatnya karena cahayanya kalah dengan Matahari.
Apa Itu Hujan Meteor?
Meskipun sering disebut sebagai fenomena bintang jatuh, meteor sebenarnya berbeda dengan bintang, teman-tean.
Bintang adalah bola gas raksasa dan letaknya jauh dari Bumi. Oleh karena itu, titik cahaya bintang di langit terlihat sangat kecil.
Sementara itu secara sederhana, meteor merupakan puing-puing batu dan logam yang berada dekat dengan Bumi.
Baca Juga: Fenomena Bintang Jatuh, Benarkah Bisa Mengabulkan Permohonan?
Meteroid berasal dari puing-puing benda langit, kemudian batu ini tertarik oleh gaya gravitasi ke Bumi. Puing yang meluncur ke Bumi disebut meteor.
Jika ukurannya kecil, meteor akan hangus karena terbakar di atmosfer. Jika ukurannya besar dan bisa sampai ke bumi, namanya jadi meteoroit.
Tahukah teman-teman? Ada masa tertentu di sepanjang tahun, ketika jumlah meteor itu lebih banyak dari biasanya.
Bahkan, bisa mencapai ratusan meteor yang menembus atmosfer Bumi dalam satu jam. Inilah yang disebut dengan hujan meteor.
Ini artinya, hujan meteor adalah fenomena ketika muncul sejumlah meteor di bagian langit yang sama selama waktu tertentu.
Proses Terjadinya Hujan Meteor
Hujan meteor terjadi karena adanya komet.
Melansir dari NASA, komet merupakan bola salju kosmik dari gas beku, batu, dan debu yang mengorbit Matahari.
Komet terbentuk di daerah terluar nebula matahari yang cukup dingin sehingga es yang mudah menguap dapat mengembun.
Biasanya, komet berada sangat jauh dari Bumi, namun ada masanya ketika Bumi dan komet mendekat karena Bumi bergerak mengelilingi Matahari.
Komet dan remahan-remahan debu atau meteoroid dari asteroid itu akan memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Baca Juga: Jangan Sampai Terlewat, Ini 7 Fenomena Langit Bulan September 2022, Akan Ada Ekuinoks!
Saat perjalanan memasuki atmosfer Bumi ini, meteor yang berjatuhan itu akan bergersekan dengan partikel udara, sehingga menciptakan panas.
Hal ini akan membuat meteor yang masuk atmosfer semakin terkikis, sehingga menghasilkan garis-garis cahaya yang terang di langit.
Batuan meteor yang jatuh dengan semburat garis bercahaya ini sering juga disebut sebagai bintang jatuh.
Debu dan partikel meteoroid yang terus-menerus menghujani Bumi dari segala arah terkadang menghasilkan meteor soliter.
Merupakan Fenomena Rutin
Ternyata fenomena hujan meteor ini merupakan peristiwa alam yang dapat terjadi secara teratur, teman-teman.
Hal ini membuat para astronom pun akan membuat prediksi tentang berapa banyak meteor yang akan menghantam atmosfer Bumi.
Huhan meteor bisa terjadi sepanjang tahun. Selain iu, nama fenomena itu akan diambil dari asal partikel meteorid.
Disebutkan bahwa hujan meteor ini ternyata bisa terjadi dan disaksikan sebanyak 30 kali di setiap tahunnya. Banyak, ya!
Hujan meteor di 2023 ini akan terjadi hampir di setiap bulan. Bahkan, terdapat beberapa bulan hujan meteor terjadi lebih dari satu kali.
Berdasarkan unggahan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, hujan meteor ini terjadi tiga kali, masing-masing tanggal 2,8, dan 27.
Baca Juga: 7 Peristiwa Langit di Januari 2023, Salah Satunya Hujan Meteor Quadrantid
Desember menjadi bulan yang paling banyak terjadi hujan meteor. Di bulan ini, tercatat ada delapan hujan meteor berbagai kelas terjadi.
Hujan Meteor paling dekat yang bisa disaksikan adalah gamma Normid yang akan berlangsung hingga 29 Maret 2023.
Namun, disebutkan bahwa hujan meteor di konstelasi Norma ini akan mencapai puncaknya pada 15 Maret mendatang.
Saat zenit, hujan meteor Normid mencapai 6 meteor per jam dengan kecepatan mencapai 201.600 kilometer per jam.
Nah, itulah penjelasan lengkap terkait hujan meteor yang biasa kita sebut dengan bintang jatuh. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan meteor? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023