6 Organisasi Sosial Kemasyarakatan Bentukan Jepang di Indonesia, Apa Saja?

By Fransiska Viola Gina, Sabtu, 18 Maret 2023 | 10:00 WIB
Organisasi sosial kemasyarakatan bentukan Jepang. (Wikimedia Commons/Pandusaksono)

Bobo.id - Pada materi sejarah kelas 11 SMA, kita akan belajar tentang pendudukan jepang di Nusantara pada tahun 1942. 

Pergantian rezim kolonialisme pada saat itu sangat memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. 

Salah satunya adalah dibentuknya sejumlah organisasi sosial masyarakat untuk rakyat Indonesia oleh pemerintahan militer Jepang. 

Pembentukan organisasi ini salah satunya bertujuan agar Jepang bisa memenangkan Perang Asia Timur Raya melawan Barat. 

Organisasi ini dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk mempelajari kinerja dan membuat strategi kerja sama dengan Jepang.

Memangnya, organisasi sosial masyarakat apa saja yang dibentuk oleh Nippon saat zaman kependudukan Jepang? Cari tahu bersama, yuk!

1. Gerakan Tiga A

Sesuai namanya, gerakan 3A memiliki tiga semboyan: Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon Cahaya Asia.

Gerakan Tiga A ini didirikan pada tanggal 29 April 1942, tepat dengan Hari Nasional Jepang yakni kelahiran Kaisar Hirohito.

Tujuan pembentukan gerakan 3A sendiri adalah untuk membantu usaha peperangan Jepang melawan Sekutu di Perang Dunia II.

Gerakan ini meliputi bidang pendidikan. Sebab, pendidikan bisa memenuhi sasaran untuk menampung pemuda dalam jumlah besar.

Baca Juga: Terkenal di Jepang, Mengapa Monyet Salju suka Berendam Air Panas?

Sekolah berjalan menurut sistem pendidikan Jepang, yakni berbentuk kursus kilat dalam jangka waktu setengah bulan bagi remaja 14-18 tahun.

Sayangnya, gerakan 3A berakhir di akhir 1942 karena tidak adanya manfaat dalam perjuangan mencapai cita-cita kemerdekaan.

2. Putera (Pusat Tenaga Kerja Rakyat)

Sebagai pengganti gerakan 3A, Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat atau Putera. Organisasi ini dipimpin oleh tokoh nasional. 

Tokoh nasional yang kerap disebut empat serangkai itu adalah Soekarno, Mohammad Hatta, KH Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara. 

Tujuan dibentuknya Putera pada 16 April 1943 adalah membangun dan menghidupkan kembali hal-hal yang sudah dihancurkan Belanda.

Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi rakyat guna membantu Jepang dalam perang dan memperbaiki bidang sosial ekonomi.

Menariknya, gerakan ini ternyata berhasil mempersiapkan mental masyarakat untuk menyambut kemerdekaan dua tahun kemudian.

Jepang menyadari Putera lebih menguntungkan Indonesia daripada Jepang. Oleh karena itu pada 1944, Jepang membubarkan Putera.

3. Fujinkai

Dilansir dari Kompas.com, sebenarnya Fujinkai merupakan bagian wanita dari organisasi Putera. Fujinkai dibentuk pada Agustus 1943.

Baca Juga: 6 Fakta Unik Sushi, Tadinya Makanan Pinggir Jalan dan Bukan dari Jepang

Fujinkai bertugas untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Anggotanya menggelar kegiatan pendidikan dan kursus.

Anggota Fujinkai dilatih membuat dapur umum, pertolongan pertama, dan melakukan kinrohoshi atau kerja bakti. 

Ketika situasi perang Jepang memanas, para anggota Fujinkai ini juga diberikan latihan militer sederhana, teman-teman. 

Bahkan pada April 1944, Fujinkai membentuk Barisan Wanita Istimewa yang sering disebut sebagai Barisan Srikandi. 

4. Jawa Hokokai

Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) adalah organisasi sosial masyarakat yang dibentuk pada 8 Januari 1944. 

Saat pembentukannya, organisasi ini diharapkan menjadi wadah bagi rakyat Indonesia untuk memberikan dukungan kepada Nippon.

Untuk menghadapi perang Jepang, rakyat diharapkan dapat mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan tindakan.

Berbeda dengan Putera yang digerakkan oleh tokoh pergerakan nasional, Jawa Hokokai digerakan oleh organisasi resmi pemerintah.

Program-program Jawa Hokokai, yakni:

- Melaksanakan segala tindakan nyata dengan ikhlas demi pemerintah Jepang.

Baca Juga: Perbedaan Seinendan dan Keibodan, 2 Organisasi di Indonesia yang Dibentuk Jepang

- Memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya.

- Memperkokoh pembelaan tanah air.

5. MIAI

Jepang menghidupkan kembali MIAI, ormas Islam yang didirikan KH Mas Mansyur dan rekannya pada 1937 di Surabaya.

Pada Mei 1942, Kolonel Horie meminta para pemuka agama Islam agar umatnya tidak melakukan kegiatan politik. 

Sebagai gantinya, Jepang mengarahkan ulama dan umat Islam mencurahkan kegiatan keagamaan dan keumatannya lewat organisasi.

MIAI bertujuan agar ormas-ormas Islam yang bernaung di bawahnya bisa memobilisasi umat untuk keperluan perang. 

Pada 1943, MIAI menerbitkan majalahnya yakni Soeara MIAI. Hal itu membuat organisasi ini mendapat simpati luar biasa dari umat Islam.

Melihat hal itu, Jepang menjadi waspada terhadap perkembangan MIAI. Dana yang terkumpul disalurkan ke umat, bukan ke Jepang. 

Kondisi inilah yang kemudian membuat Jepang membubarkan MIAI pada November 1943 dan diganti Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

6. Masyumi

Baca Juga: Jadi Sejarah Kemerdekaan Indonesia, Ini Hasil Sidang PPKI terkait Kemerdekaan

Masyumi didirikan pada November 1943. Organisasi ini berkembang sangat cepat karena di setiap karisidennya ada cabangnya.

Masyumi menjadi wadah bertukar pikiran antara tokoh-rokoh Islam sekaligus menjadi tempat penampungan keluh kesah rakyat.

Masyumi juga berani menolak budaya Jepang yang tak sesuai dengan ajaran Islam, seperti seikerei atau posisi membungkuk 90 derajat.

Ayah Buya Hamka, Abdul Karim Amrullah menolak sebab umat Islam hanya melakukan posisi itu ketika rukuk saat salat dan menghadap kiblat.

Nah, itulah beberapa organisasi sosial kemasyarakatan bentukan Jepang. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.

(Sumber Foto: Wikimedia Commons/Pandusaksono)

----

Kuis!

Apa semboyan Gerakan Tiga A?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id. 

Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023