Bobo.id - Pada materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas 11 SMA, kita akan belajar tentang negara demokrasi dan otoriter.
Negara demokrasi adalah negara yang mewujudkan kedaulatan rakyat. Pemerintahannya berasal dari, oleh, dan untuk rakyat.
Hal yang sama tercantum dalam KBBI yang menyebutkan bahwa demokrasi merupakan pemerintahan rakyat.
Sebaliknya, negara otoriter merupakan negara yang bentuk kekuasaannya terpusat. Bagaimana maksudnya?
Ini artinya, rakyat tidak ikut ambil bagian dalam pengambilan suatu keputusan untuk menentukan kebijakan negara.
Contoh negara demokrasi yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Australia, Selandia Baru, Kanada, Swedia, Norwegia, hingga Denmark.
Sementara itu, contoh negara otoriter seperti Tiongkok, Rusia, Iran, Korea Utara, Laos, Myanmar, Suriah, hingga Arab Saudi.
Hmm, lalu apa saja yang membedakan negara demokrasi dan negara otoriter, Bo? Simak informasi berikut ini, yuk!
1. Kekuasaan Tertinggi Negara
Perbedaan negara demokrasi dan negara otoriter yang pertama terletak pada kekuasaan tertinggi suatu negara.
Di negara demokrasi, kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Kedaulatan rakyat jadi pemegang kekuasaan tertinggi di negara.
Hal ini senada dengan pengertian demokrasi oleh Abraham Lincoln, yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Baca Juga: 4 Fungsi Partai Politik di Negara Otoriter, Salah Satunya Sebagai Sarana Komunikasi Politik