Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu mendengar atau membaca tentang pengasaman laut?
Menurut para ilmuwan, perubahan tingkat keasaman (pH) di lautan disebabkan oleh kondisi kelebihan karbon dioksida.
Ini sudah terjadi di berbagai lautan di dunia, termasuk Laut Sargasso yang berada di sekitar Bermuda.
Bersumber dari Livescience, kini Laut Sargasso 30% lebih asam daripada 40 tahun yang lalu, sehingga suhunya sekitar 1,8 derajat Fahrenheit lebih hangat.
Akibat kondisi ini, Laut Sargasso berada pada titik paling asam dan paling kekurangan oksigen.
Kira-kira, mengapa Laut Sargasso dapat mengalami fenomena tersebut, ya? Apa penyebab dan dampaknya?
Yuk, cari tahu!
Perubahan Iklim
Menurut data dari Bermuda Altlantic Time-series Study (BATS), dibandingkan pada tahun 1954, Laut Sargasso menjadi lebih hangat, lebih asin, dan lebih asam.
Diketahui fenomena tersebut dapat terjadi karena dampak perubahan iklim.
Dalam jurnal Frontiers in Marine Science, selama 40 tahun terakhir suhu lautan telah meningkat sekitar 1 derajat Celcius (1,8 derajat Fahrenheit).
Jurnal tersebut juga menyebutkan bahwa oksigen terlarut di Laut Sargasso semakin berkurang.
Baca Juga: Benarkah Arktik Mengalami Fenomena Hari Tanpa Matahari Selama 6 Bulan?
Faktanya, akibat meningkatkan karbon dioksida di atmosfer Bumi, menyebabkan karbon dioksida bisa larut ke lautan.
Dalam beberapa waktu, karbon dioksida yang larut akan meningkatkan kadar asam lautan.
Sebab, gas karbon dioksida terlarut berubah menjadi asam karbonat, ion karbonat, dan hidrogen, teman-teman.
Selain itu, emisi gas rumah kaca juga dapat meningkatkan suhu permukaan laut di seluruh dunia.
Ini kemudian mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut, karena oksigen lebih sulit larut di perairan dengan suhu lebih hangat.
Tidak adanya atau berkurangnya oksigen di Laut Sargasso, membahayakan organisme laut dan terumbu karang yang tinggal di dalamnya.
Mengapa Bisa Terjadi?
Setelah mengetahui tentang fenomena alam di Laut Sargasso, kita akan belajar mencari tahu bagaimana laut dapat menjadi semakin asam.
Dari penjelasan di atas, dijelaskan gas karbon dioksida yang terlarut di lautan berubah menjadi asam karbonat.
Menurut Joanie Kleypas, seorang ahli ekologi dan geologi lautan menjelaskan bahwa lautan selalu menyerap dan mengeluarkan karbon dioksida dari atmosfer.
Namun, proses pertukaran gas karbon dioksida yang terjadi antara lautan dan atmosfer umumnya berlaku selama ribuan hingga puluhan ribu tahun.
Sama seperti ketika membuat minuman bersoda, gas karbon dioksida akan dimasukkan ke dalam larutan sebelum kemudian ditutup dengan rapat.
Baca Juga: Apa Saja Zat-Zat Polutan di Sekitar Kita dan Efeknya? Ini Penjelasan Pakar Pencemaran Udara
Gas karbon dioksida kemudian akan bergabung dengan cairan membentuk minuman bersoda yang bisa menghasilkan gelembung.
Ini juga terjadi pada lautan, teman-teman, yang mendapatkan gas karbon dioksida dari lapisan atmosfer.
Faktanya, sejak adanya Revolusi Industri, manusia telah menambahkan 400 miliar ton karbon ke atmosfer.
Penyerapan gas karbon dioksida oleh lautan memang dapat mengurangi emisi, tapi berdampak buruk bagi kehidupan laut.
Bersumber dari National Geographic, sejak Revolusi Industri hingga sekarang, permukaan lautan mengalami penurunan pH sebanyak 0,1.
Meski terlihat kecil, sebenarnya air di laut menjadi 28 kali lebih asam daripada sebelum Revolusi Industri.
----
Kuis! |
Berapa peningkatan suhu permukaan Laut Sargasso? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023