Apa Saja Wujud Interaksi Antara Budaya Hindu-Buddha dengan Budaya Lokal?

By Fransiska Viola Gina, Sabtu, 24 Februari 2024 | 09:30 WIB
Wujud interaksi antara budaya Hindu-Buddha dengan budaya lokal. (Tomáš Malík/pexels)

Bobo.id - Pada materi IPS kelas 7 SMP, kita akan belajar tentang wujud interaksi Hindu-Buddha dengan budaya lokal.

Karena berada di posisi strategis, Indonesia mendapat pengaruh dari Hindu dan Buddha lewat jalur perdagangan.

Melalui perdagangan, muncul pengaruh bagi kedua belah pihak dalam berbagai bidang, termasuk budaya.

Walaupun budaya Hindu Buddha masuk ke Indonesia, budaya atau tradisi lokal tidak hilang begitu saja.

Justru, keduanya saling berinteraksi hingga menghasilkan kebudayaan baru sebagai bentuk akulturasi, lo.

O iya, akulturasi adalah proses perpaduan antara dua kebudayaan atau lebih hingga melahirkan budaya baru.

Akulturasi bisa terjadi karena masyarakat Nusantara pada saat itu sudah punya dasar kebudayaan yang tinggi.

Interaksi Hindu-Buddha dengan Budaya Lokal

Ada berbagai wujud interaksi antara budaya Hindu-Buddha dengan budaya lokal Indonesia, antara lain:

Berikut penjelasannya:

1. Seni Bangunan

Di Indonesia, ada banyak candi bercorak Hindu-Buddha. Ternyata, candi adalah salah satu wujud akulturasi, lo.

Baca Juga: Apa Pengaruh Masuknya Hindu-Buddha dalam Bidang Pemerintahan? Materi IPS

Unsur Hindu-Buddha bisa dilihat dari bangunan megah, patung perwujudan dewa, stupa, dan bagian candi lainnya.

Sementara itu, unsur budaya lokal terlihat dari bentuk candi yang masih berupa punden berundak. 

Candi Borobudur adalah salah satu wujud interaksi budaya Hindu-Buddha dengan budaya lokal.

2. Seni Rupa dan Seni Ukir

Interaksi Hindu-Buddha dan budaya lokal di bidang seni rupa dan seni ukir bisa dilihat dari relief yang ada pada candi.

Misalnya, relief yang ada di dinding pagar langkan Candi Borobudur berupa pahatan riwayat Sang Buddha.

Nah, di sekitar Sang Buddha ini terdapat relief alam Nusantara, seperti burung merpati dan rumah panggung.

Tak hanya itu, ada juga relief kala makara yang memiliki motif tumbuh-tumbuhan dan juga binatang.

3. Seni Sastra

Prosa dan puisi adalah bentuk seni sastra yang berkembang saat kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke Nusantara.

Dari isinya, seni sastra itu dikelompokkan menjadi tiga, yakni kitab hukum, kitab keagamaan, dan kepahlawanan.

Bentuk cerita kepahlawanan sangat terkenal di Indonesia, seperti kitab Ramayana dan Mahabarata.

Setelah masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, terbitlah cerita kepahlawanan hasil gubahan dari pujangga Indonesia.

Baca Juga: Bagaimana Pengaruh Masuknya Hindu-Buddha dalam Bidang Agama? Materi IPS

Salah satu contohnya adalah kemunculan Kitab Baratayudha yang dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.

4. Seni Pertunjukan

Akulturasi pada seni pertunjukan muncul dalam seni wayang. Ada beberapa jenis, seperti wayang kulit, orang, dan golek.

Saat ini, pertunjukan wayang sering dikaitkan dengan magis religius, yakni sebagai pemujaan pada nenek moyang.

Seni wayang sudah sangat terkenal, khususnya di Pulau Jawa. Nilai yang terkandung dalam wayang bersifat pendidikan.

Menariknya, cerita dalam pertunjukan wayang diadaptasi dari India dan wayangnya buatan orang Indonesia.

Saat ini, cerita wayang lebih banyak bercerita tentang petualangan dan kepahlawanan. Contoh: murwakala dan dewi sri.

5. Sistem Kepercayaan

Akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Nusantara juga bisa dilihat dari sistem kepercayaannya. 

Sebelum masuknya Hindu-Buddha, masyarakat menyembah roh nenek moyang atau sering disebut animisme.

Setelah masuknya pengaruh kebudayaan India, kepercayaan animisme tidak hilang. Ini bisa dilihat dari fungsi candi.

Di India, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan. Di Indonesia digunakan sebagai tempat menyimpan abu raja.

6. Sistem Pemerintahan

Sebelum datangnya orang-orang India, di Kepulauan Indonesia sebenarnya sudah mengenal sistem pemerintahan.

Baca Juga: Mengenal 7 Kerajaan Hindu-Buddha yang Pernah Ada di Indonesia, Materi IPS

Kala itu, sistem pemerintahan Indonesia masih sederhana. Pemimpin rakyat Indonesia bernama kepala suku.

Setelah masuknya Hindia-Buddha, sistem pemerintahan berubah tetapi tidak menghilangkan sistem awal.

Para pemimpin yang sudah ada diangkat menjadi raja dan wilayah kekuasaan disebut dengan kerajaan.

Buktinya, syarat menjadi raja yang harus memiliki kesaktian dan berwibawa seperti sebelum masa Hindu-Buddha.

Raja yang memiliki kesaktian dianggap dekat dengan dewa, disembah, dan rohnya dipuja setelah meninggal.

Nah, itulah wujud interaksi antara budaya Hindu-Buddha dengan budaya lokal. Semoga informasi ini bermanfaat!

----

Kuis!

Bagaimana cara Hindu-Buddha masuk ke Indonesia?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id. 

Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023