Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu bahwa permukaan matahari tidak semuanya bersinar, lo.
Ada suatu area yang dikenal dengan nama bintik matahari, dengan kondisi lebih gelap daripada sebagian besar permukaan matahari.
Menurut NASA, bintik matahari adalah cekungan di permukaan Matahari yang terlihat lebih gelap dari keseluruhan Matahari itu sendiri.
Meski gelap, menurut perkiraan National Weather Service suhu bintik matahari yang areanya gelap mencapai 3.500 derajat Celsius!
Warna gelap pada bintik matahari dapat terjadi karena memiliki suhu beberapa ribu derajat lebih rendah dibandingkan suhu di sekitarnya.
Bersumber dari space.com, beberapa hari lalu tepatnya pada tanggal 24-26 Februari 2024, bintik matahari raksasa terlihat dari Bumi.
Apa namanya dan seberapa besar ukurannya? Yuk, simak informasi lengkapnya dari artikel ini!
Bintik AR3590
Menurut pengamatan para astronom, bintik matahari yang dikenal sebagai AR3590 berbelok ke arah bumi beberapa waktu lalu.
AR3590 diketahui tumbuh sekitar 25% menjadi bintik matahari terbesar dalam siklus matahari 11 tahun saat ini.
Diperkirakan ukurannya mencapai 9,5 kali luas permukaan Bumi.
Baca Juga: Mungkinkah Ada Bulan Lain Sebagai Satelit Bumi di Masa Depan? Ini Faktanya
NASA menjelaskan bahwa bintik matahari AR3590 ini sebenarnya tampak jelas jika dilihat langsung, namun kita tidak dianjurkan melihatnya tanpa pelindung mata, lo.
Melihat pemandangan bintik matahari ini harus menggunakan kacamata gerhana, teman-teman.
Tidak hanya terlihat pada akhir Februari, bintik AR3590 tetap tampak jelas hingga 8 April, saat gerhana matahari total berlangsung di Amerika Serikat.
Dari bintik tersebut, juga muncul suar matahari aktif yang disebut X6.3.
Suar matahari X6.3 adalah suar matahari paling energik yang terlihat selama 7 tahun sejak puncak aktivitas siklus matahari 24, yang sudah berakhir pada Desember 2019.
Suar ini juga merupakan suar ketiga dari tiga suar yang berada di wilayah AR3590 selama periode 24 jam, mulai 21 Februari 2024.
Bintik matahari AR3590 diperkirakan terbentuk ketika perputaran matahari menyebabkan garis medan magnet menjadi kusut, kemudian memicu jilatan api matahari ke ruang angkasa.
Mengenal Siklus Matahari
Bersumber dari Live Science, siklus Matahari terjadi setiap 11 tahun atau lebih, teman-teman.
Sekali dalam sebelas tahun tersebut, medan magnet Matahari yang awalnya saling berhubungan, dapat terputus menjadi kutub utara dan selatan.
Akibat aktivitas ini, muncullah gumpalan plasma berapi-api yang membentuk bintik gelap pada Matahari.
Baca Juga: Penting untuk Komunikasi dan Satelit Buatan, Apa Fungsi Orbit Geosinkron?
Para ahli di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA, memperkirakan bahwa Matahari akan mencapai puncak siklus aktivitasnya pada tahun 2024.
Fenomena puncak siklus Matahari ini dikenal dengan nama Solar Maximum dalam Solar Cycle 25, yang diduga berlangsung di antara bulan Januari hingga Oktober 2024.
Para ilmuwan harus terus memantau terjadinya fenomena ini karena dampaknya yang besar bagi Bumi.
Selama Solar Maximum berlangsung, intensitas atau jumlah badai matahari meningkat, dan ini dapat memengaruhi prasarana teknologi Bumi.
Badai matahari dapat merusak satelit, sistem navigasi GPS, komunikasi radio, dan jaringan kelistrikan.
Sementara di ruang angkasa, akan terjadi radiasi yang lebih tinggi selama badai matahari yang membahayakan para astronaut.
Selama badai geomagnetik, astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional berupaya untuk melindungi diri, sehingga aktivitas harus dihentikan sementara.
Tidak semuanya bersifat merusak, aktivitas matahari yang meningkat juga menghasilkan aurora yang lebih cerah dan sering terlihat di wilayah kutub Bumi.
----
Kuis! |
Apa itu bintik matahari? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023