Ini karena postur bersimpuh pada orang tua ketika sungkem bisa jadi simbol untuk hilangkan sikap egois.
Tradisi sungkeman ini juga menggambarkan bentuk penghormatan dan ketulusan hati untuk minta maaf.
Selain itu, ada pula yang menyebut kalau tradisi ini dilakukan agar tujuan puasa sebulan penuh bisa tercapai.
Momen sungkeeman bisa dimanfaatkan untuk saling memaafkan satu sama lain sehingga jadi bersih kembali.
Kalau ada jalinan yang rusak sebelumnya, diharapkan jalinan itu bisa membaik lagi melalui tradisi sungkeman.
Sungkem juga bisa jadi wujud terima kasih dari anak atau orang yang lebih muda kepada yang lebih tua.
Secara singkat, tradisi sungkeman yang dilakukan saat Hari Raya Idulfitri bisa dimaknai sebagai berikut:
- Memohon atau meminta maaf.
- Penghormatan kepada orang tua.
- Mempererat tali persaudaraan.
- Simbol kesadaran diri.
Nah, itulah makna tradisi sungkeman yang biasa dilakukan saat Lebaran. Semoga bisa bermanfaat!