Akhirnya diputuskan untuk mengumpulkan semua tokoh politik yang sedang tidak akur di suatu lokasi yang sama saat hari Lebaran.
Pada acara itu, semua tokoh melakukan sungkeman dengan saling berjabat tangan dan bermaaf-maafan.
Acara itu pun akhirnya diikuti lembaga lain dan dikenal dengan sebutan halalbihalal.
3. Mangkunegaran I
Versi lain tentang sejarah halalbihalal datang dari Manggkunegaran I.
Dikutip dari Kompas.com, teori sejarah versi Mangkunegaran disebut sebagai teori paling tua.
Istilah halalbihalal memang belum ada pada masa Mangkunegaran I, tapi tradisi sungkem sudah dilakukan saat itu.
Pada masa itu, Adipati Arya mengumpulkan semua punggawan istana beserta prajurit di dalam sebuah aula saat merayakan Idulfitri.
Mereka lalu melakukan sungkeman sambil duduk kepada raja dan permaisurinya. Nah, sejak saat itu, sungkeman selalu dilakukan saat merayakan Idulfitri dan menjadi tradisi masyarakat Jawa.
Dari kisah sejarah ini, banyak orang menyebut kalau tradisi halalbihalal berasal dari tradisi Jawa yang kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
Nah, ada tiga sejarah kemunculan tradisi halalbihalal yang sekarang ini banyak kita lakukan untuk merayakan Lebaran.
(Foto: Creative Commons/Djaenudin)