Bobo.id - Fenomena aurora merupakan salah satu peristiwa unik yang terjadi di planet kita. Ingatkah kamu pengertiannya?
Aurora disebut unik karena tidak terjadi di seluruh wilayah Bumi.
Aurora hanya terjadi di Bumi bagian utara dan selatan, dan berkaitan dengan medan magnet Matahari, teman-teman.
Ada dua jenis aurora yang bernama aurora borealis dan aurora australis. Aurora borealis terjadi di Kutub Utara, sedangkan aurora australis terjadi di Benua Australia.
Bumi bukan satu-satunya planet yang mengalami aurora, ternyata Saturnus dan Jupiter juga mengalaminya.
Fenomena alam dan antariksa tentu memberikan dampak baik dan buruk bagi planet yang mengalaminya.
Bersumber dari space.com, aurora dapat membantu perkirakan cuaca antariksa.
Penelitian baru ini mengungkap bahwa adanya penampakan cahaya di langit Bumi, Saturnus, dan Jupiter berguna untuk memprediksi cuaca ruang angkasa.
Bagaimana caranya, ya? Yuk, cari tahu!
Aurora dan Cuaca Antariksa
Pada bulan Mei 2024 lalu, Bumi mengalami peristiwa aurora terkuat dalam 21 tahun terakhir.
Baca Juga: Ada Fenomena 6 Planet Berbaris Sejajar di Langit Besok, Ini Cara Melihatnya
Awal bulan Mei kemarin, ada badai geomagnetik G5 yang jarang terjadi dan merupakan badai terkuat yang melanda Bumi sejak Halloween tahun 2003.
Akibat badai ini, cahaya aurora yang biasanya hanya terlihat di daerah lintang tinggi, berpindah ke arah khatulistiwa.
Hal ini juga menyebabkan cuaca antariksa, seperti badai geomagnetik yang mengancam satelit, sistem komunikasi, dan infrastruktur listrik di Bumi.
Aurora dapat terlihat di planet lain seperti Jupiter, Saturnus, dan Uranus.
Yap, planet harus memenuhi syarat berupa atmosfer dan medan magnet agar dapat mengalami fenomena aurora.
Oleh karena itu, para astronom menemukan adanya aurora yang terlihat di planet ekstrasurya pada tahun 2018.
Dari penelitian ini, ditemukan bahwa ketika angin matahari berinteraksi dengan rotasi planet, maka akan menghasilkan ukuran untuk memantau struktur utama aurora.
Fenomena aurora di berbagai planet dapat berfungsi untuk memudahkan astronom memahami kondisi magnet Bumi dan tata surya yang luas.
Mengapa Aurora Hanya Terjadi di Kutub?
Bersumber dari Livescience, aurora dapat muncul di langit ketika partikel-partikel bermuatan yang berasal dari Matahari menabrak molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer.
Proses ionisasi tersebut menghasilkan sinar yang hanya dapat dilihat di lintang utara yang tinggi, dan mempunyai warna yang bervariasi.
Baca Juga: Benarkah Ribuan Gunung Api di Planet Venus dalam Kondisi Aktif? Ini Faktanya
Ketika fenomena aurora berlangsung, ada kabut yang berwarna hijau, biru, atau merah, yang membentuk gelombang.
Meski berbeda-beda warnanya, aurora hanya dapat dilihat dengan jelas di bumi bagian utara dan selatan. Apa alasannya?
Terjadinya aurora selalu berhubungan dengan angin matahari yang dibelokkan oleh medan magnet Bumi.
Namun, perlindungan dari medan magnet Bumi ini benar-benar sempurna, sebab sedikit angin Matahari tetap menabrak atmosfer Bumi di Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Warna merah dan hijau pada aurora terjadi akibat partikel yang berenergi tinggi menabrak oksigen di bagian atas atmosfer.
Sementara warna biru berasal dari partikel yang menabrak nitrogen di tingkat atmosfer yang lebih rendah.
Jadi, aurora yang hanya terjadi di Bumi bagian utara dan selatan ini berkaitan dengan medan magnet, teman-teman.
----
Kuis! |
Apa itu aurora australis? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.