Bobo.id - Kalau di siang hari ada Matahari, maka di malam hari, kita bisa melihat satu objek terang juga. Yap, Bulan!
Jika suka melihat Bulan, teman-teman pasti menyadari kalau Bulan mengalami perubahan bentuk tiap malam.
Terkadang, Bulan terlihat berbentuk sabit. Kadang berbentuk setengah lingkaran. Kadang terlihat bulat sempurna.
Sementara itu fase Bulan meliputi bulan baru, setengah purnama awal, purnama, dan setengah purnama akhir.
Meski fase Bulan selalu berbeda tiap malam, tetapi wajah Bulan yang menghadap Bumi terlihat selalu sama.
Hal inilah yang membuat banyak orang penasaran, apakah Bulan juga berputar pada porosnya? Cari tahu, yuk!
Apakah Bulan Berotasi?
Hampir kebanyakan planet dan satelit alaminya memiliki dua jenis gerakan, yakni rotasi dan revolusi. Apa itu?
Perlu diketahui, rotasi adalah gerakan berputar pada porosnya dan revolusi adalah gerakan mengelilingi pusat.
Misalnya Bumi kita, gerakan rotasi Bumi menyebabkan terjadinya peristiwa siang dan malam di planet kita.
Sementara itu, gerakan revolusi Bumi dalam mengelilingi Matahari bisa bikin terjadi perubahan musim.
Baca Juga: Apakah Satelit Alami Milik Planet Lain Juga Memiliki Fase? Ini Faktanya
Kala rotasi Bumi adalah 23 jam 56 menit. Sementara itu, kala revolusinya adalah 365,25 hari atau 1 tahun.
Namun, Bulan kita memiliki hal yang unik. Sebab, kala atau periode rotasi dan revolusinya sama, yakni 29,5 hari.
Artinya, waktu yang ditempuh Bulan untuk mengelilingi Bumi sama dengan waktu Bulan berputar di porosnya.
Hal inilah yang menyebabkan hanya satu sisi Bulan saja yang selalu menghadap ke planet Bumi kita ini.
Wajah Bulan Selalu Terlihat Sama
Kita yang ada di Bumi tidak akan pernah melihat bagaimana bentuk dan rupa sisi Bulan yang lainnya, teman-teman.
Karena tidak pernah terlihat dari Bumi, untuk mengetahui rupa Bulan yang lain perlu penjelajahan ruang angkasa.
Namun yang membingungkan dan terus jadi pertanyaan adalah, apa yang membuat hal ini terjadi?
Kalau rotasi objek dan orbitnya terhubungkan secara langsung, fenomena ini disebut rotasi serempak.
Bersumber dari Info Astronomy, penamaan itu terjadi karena rotasi Bulan sinkron dengan orbitnya dengan rasio 1:1.
Dalam kasus Bulan juga, rotasi sinkron ini disebabkan karena gravitasi Bumi dan adanya penguncian gravitasi.
Baca Juga: Mengapa Merkurius dan Venus Tidak Memiliki Satelit Alami? Ini Faktanya
Inilah mengapa wajah Bulan yang terlihat dari Bumi selalu sama dan kita tak bisa melihat sisi lain Bulan dari Bumi.
Meski begitu, hal ini justru membuktikan bahwa satelit alami Bumi ini melakukan rotasi atau berputar pada porosnya.
Sebab, apabila Bulan tidak berotasi, maka kita akan melihat wajahnya yang berbeda setiap malam.
Dampak Adanya Rotasi Bulan
Kala rotasi dan revolusi Bulan yang sama berpengaruh terhadap keadaan Bulan yang tertinggal 13,2 derajat tiap hari.
Jadi, setiap malamnya, Bulan selalu mengalami keterlambatan terbit dari hari sebelumnya selama 52,8 menit.
Tidak hanya itu, terdapat beberapa pengaruh yang diakibatkan karena perputaran Bulan pada porosnya, lo.
Pertama, rotasi Bulan menyebabkan bagian permukaan Bulan selalu terlihat sama jika dilihat dari planet Bumi.
Hal ini bisa terjadi karena setiap mengelilingi Bumi, laju perputaran Bulan hanya berlangsung tepat sekali.
Kedua, perputaran Bulan pada porosnya ternyata juga berpengaruh terhadap perubahan fase Bulan.
Pergerakan Bulan membuat perubahan sudut yang dibentuk garis penghubung Matahari, Bumi, dan Bulan.
Baca Juga: Ada Gaya Gravitasi, Mengapa Bulan Tidak Jatuh ke Bumi? Ini Penjelasannya
----
Kuis! |
Apa saja fase yang terjadi pada Bulan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.