Bobo.id - Dari pagi hingga sore, kita merasakan panas yang menyengat dari Matahari. Yap, pusat tata surya kita.
Tak hanya panas, Matahari juga membuat kita mengalami siang hari dengan cahaya alami yang sangat terang, nih.
Menariknya, Matahari seperti tidak lelah untuk menyinari Bumi. Setiap hari, Matahari selalu ada untuk Bumi kita.
Bahkan, di malam hari, Matahari tetap menyinari Bumi lewat Bulan. Yap, Bulan memantulkan cahayanya.
Hmm, kira-kira dari mana energi Matahari itu berasal? Dan apakah suatu saat energi Matahari itu akan habis, ya?
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu mencari tahu lebih dulu bagaimana bintang terbentuk.
Proses Terbentuknya Matahari
Matahari adalah bintang. Ia adalah salah satu dari bintang-bintang di Bimasakti yang bisa kita lihat setiap malam.
Bedanya, Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan Bumi kita. Bahkan, ia menjadi pusat tata surya kita.
Sekitar 6 miliar tahun lalu, awan hidrogen yang berisi sisa bintang mati dari masa lalu mulai runtuh karena gravitasi.
Ketika gas yang kaya elemen berat runtuh, energi potensial gravitasinya diubah jadi energi panas dan gas jadi panas.
Baca Juga: Sering Membingungkan, Planet Apa yang Paling Panas di Tata Surya?
Saat gas semakin runtuh, ia akan menjadi lebih padat dan lebih panas. Seiring waktu, bagian intinya mulai terbentuk.
Itu adalah bayi Matahari atau protobintang. Nah, protobintang itu tak cukup panas untuk membuat hidrogen melebur.
Meski begitu, kompresi gumpalan gas protobintang ini menyebabkan peningkatan suhu secara terus menerus.
Di titik tertentu, saat suhunya sangat panas, ia pun berevolusi menjadi bintang sejati. Yap, ia menjadi Matahari.
Fusi nuklir di intinya membuat Matahari bisa stabil untuk menahan gravitasi yang selalu mencoba meruntuhkannya.
Asal Energi bagi Matahari
Bersumber dari NASA, energi Matahari ini bisa ada karena Matahari terdiri dari banyak sekali hidrogen, teman-teman.
Banyaknya hidrogen itu diikat oleh gravitasi yang sepadan juga. Dengan begitu, ada banyak tekanan di dalamnya.
Dengan tekanan kuat, atom hidrogen di dalam inti Matahari pun saling bertabrakan dan melebur jadi helium.
Seiring waktu, energi ini makin banyak sehingga suhu di inti Matahari pun mencapai 15 juta derajat celcius. Panas, ya!
Energi dari inti itu bergerak keluar dan bergerak maju memancarkan panas yang bisa kita rasakan dari Bumi.
Baca Juga: Mengapa Gerhana Matahari Bergerak dari Barat ke Timur? Ini Penjelasannya
Akankah Energi Matahari Habis?
Bersumber dari Info Astronomy, hidrogen yang ada pada inti Matahari memiliki batasan dan pasti akan habis, lo.
Meski begitu, butuh waktu miliaran tahun untuk hidrogen benar-benar habis. Saat habis, Matahari juga tak langsung mati.
Dalam sekitar 5 miliar tahun mendatang, tidak akan ada hidrogen yang tersisa untuk berfusi di inti Matahari.
Sebagai gantinya, lapisan hidrogen yang mengelilingi inti helium pada Matahari yang akan melakukan fusi itu.
Gaya gravitasi juga akan mengambil alih, menekan inti Matahari dan membuat lapisan terluar Matahari mengembang.
Pada titik itu, Matahari akan tumbuh sangat besar. Saking besarnya, Matahari bisa menelan planet dalam tata surya.
Saat itulah Matahari akan menjadi raksasa merah. Ia akan menjadi raksasa merah selama sekitar 1 miliar tahun.
Setelah itu, lapisan hidrogen yang menyelimuti inti helium akan habis, meninggalkan semakin banya helium.
Helium itu akan melebur jadi unsur lebih berat, seperti oksigen dan karbon yang tidak mengeluarkan banyak energi.
Ketika semua helium habis, gaya gravitasi akan mengambil alih. Namun, kali ini Matahari menyusut jadi kerdil putih.
Nah, itulah penjelasan tentang asal energi Matahari yang menyinari planet kita. Semoga bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: Meski Berbahaya, Ternyata Sinar Ultraviolet Matahari Bermanfaat bagi Bumi
----
Kuis! |
Kapan Matahari mulai terbentuk? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.