Bobo.id - Baru-baru ini, ada berita mengejutkan dan unik dari dunia astrononomi.
Planet Saturnus terdeteksi melemparkan komet keluar dari tata surya dengan kecepatan lebih dari 10.000 km/jam.
Apakah nama komet tersebut? Mengapa komet ini bisa bergerak begitu cepat hingga menuju keluar tata surya?
Yuk, cari tahu fakta menariknya dari artikel ini!
Komet A117uUD
Bersumber dari space.com, komet yang diberi nama A117uUD baru ditemukan pada 14 Juni 2024 oleh ATLAS (Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System).
Menurut pemantauan, komet ini bergerak memutar kembali ke orbitnya mengelilingi matahari.
Hal ini mengungkapkan bahwa Komet A117uUD bertemu dengan Saturnus pada tahun 2022 dan berubah selamanya.
Pertemuan antara A117uUD dan Saturnus menyebabkan komet berpindah ke posisi orbit yang sangat datar atau elips.
Akibatnya, dapat melemparkannya ke ruang antarbintang di luar tata surya.
Para ilmuwan memperkirakan dengan menggunakan model untuk mempercepat jalur A117uUD, tim menemukan bahwa A117uUD akan keluar dari tata surya dengan kecepatan 10.800 km/jam.
Baca Juga: Apakah Bulan Memiliki Lapisan Atmosfer Seperti Planet Bumi? Ini Faktanya
Jika dibandingkan dengan kecepatan kendaraan, 10.800 km/jam setara dengan setengah kali kecepatan tertinggi jet tempur.
Faktanya, ini merupakan fenomena kedua keluarnya komet dari tata surya yang bisa dilihat manusia.
Menurut sejarahnya, fenomena pertama dialami oleh Komet C/1980 E1 (Bowell) yang berada di jalur keluar tata surya karena bertemu dengan Jupiter pada 9 Desember 1980.
Cara Unik Komet Bergerak
Menurut NASA, komet mempunyai lebar yang berkisar dari beberapa kilometer hingga puluhan kilometer.
Jumlah komet yang sudah diketahui manusia saat ini yaitu 3.910.
Ukurannya bisa semakin besar, bahkan lebih besar daripada planet ketika bergerak. Yap, komet merupakan puing-puing di ruang angkasa yang bisa bergerak.
Saat mengorbit lebih dekat ke Matahari, komet akan memanas dan memuntahkan gas dan debu dari bagian intinya.
Materi berupa gas dan debu ini membentuk ekor komet yang membentang hingga jutaan kilometer.
Kadang, komet juga bisa mendekati planet Bumi, teman-teman.
Peristiwa ini dipengaruhi oleh adanya gravitasi planet Bumi atau bintang yang dapat menarik komet dari rumahnya, di Awan Oort.
Baca Juga: Baru Ditemukan, Merkurius Punya Lapisan Berlian Setebal 16 Km, di Mana?
Tarikan ini kemudian mengarahkan komet menuju Matahari, kemudian berputar di belakang Matahari, dan kembali ke tempat asalnya.
Mengenal Awan Oort
NASA mendefinisikan Awan Oort sebagai rumah bagi sebagian besar komet berperiode panjang, seperti komet Siding Spring.
Komet Siding Spring membutuhkan waktu lebih dari 200 tahun untuk mengorbit Matahari.
Pada saat pertama kali diidentifikasi, para ilmuwan mengira Awan Oort adalah cangkang bola raksasa yang mengelilingi tata surya.
Namun, itu sebenarnya seperti gelembung berdinding tebal, terbuat dari potongan puing-puing ruang angkasa yang seukuran gunung.
Faktanya, di Awan Oort ini diperkirakan ada miliaran hingga triliunan objek langit.
Letak Awan Oort di luar Pluto dan berada di tepi terjauh Sabuk Kuiper, wilayah dari benda es yang membentang melampaui orbit Neptunus.
Jarak antara Matahari dan Awan Oort mencapai 2.000 hingga 5.000 AU (Astronomical Unit). Tepi luarnya berjarak sekitar 10.000 sampai 100.000 AU dari Matahari.
Sebagai informasi, 1 AU setara dengan sekitar 93 juta mil atau 150 juta kilometer.
Meskipun pesawat antariksa Voyager 1 dapat melakukan perjalanan sekitar 1 juta mil per hari, namun perlu sekitar 300 tahun untuk sampai ke Awan Oort.
Baca Juga: Planet Venus Kembali Terlihat di Langit Senja, Bagaimana Cara Melihatnya?
----
Kuis! |
Apa kepanjangan dari ATLAS? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.