Bobo.id - Teman-teman, apakah kamu tahu bahwa di antara tanggal 11-12 November ini, ada fenomena puncak hujan meteor Taurid Utara?
Bersumber dari space.com, pada 11 November mendatang, puncak hujan meteor Taurid Utara akan berlangsung dalam semalam.
Hampir bersamaan, hujan meteor Taurid Utara terjadi di seluruh dunia antara 20 Oktober hingga 10 Desember.
Sementara di Indonesia, puncak hujan meteor Taurid Utara dapat disaksikan pada 12 November.
Melalui akun Instagram resminya, Observatorium Bosscha memberikan informasi bahwa fenomena astronomi ini akan berlangsung mulai pukul 18.27 WIB hingga terbitnya fajar.
Nah, kita bisa menantikan fenomena antariksa ini dengan sabar, sambil mencari tahu penyebab terjadinya hujan meteor.
Kali ini Bobo akan mengajak teman-teman mengulik fakta menarik tentang hujan meteor dan komet. Yuk, simak!
Mengenal Hujan Meteor
Bersumber dari NASA, peristiwa hujan meteor erat kaitannya dengan perjalanan komet.
Sebelum mencari tahu hubungannya, kita harus menyamakan definisi meteor terlebih dahulu, teman-teman.
Meteor adalah batuan luar angkasa yang memasuki lapisan atmosfer Bumi.
Baca Juga: Sering Dianggap Sama, Apa Perbedaan Roket dan Pesawat Luar Angkasa?
Saat batuan luar angkasa jatuh ke Bumi, udara pada batuan tersebut dapat membuat permukaannya menjadi sangat panas.
Udara panas tersebut kemudian membentuk ekor di sekitar permukaan batuan ketika menembus atmosfer, sehingga kita melihatnya sebagai bintang jatuh.
Nah, sedangkan hujan meteor adalah kondisi ketika banyak bintang jatuh dari angkasa yang terlihat di langit malam.
Mengapa Ada Hujan Meteor?
Hujan meteor berhubungan dengan komet, benda besar terbuat dari debu dan es, yang bisa mengorbit Matahari.
Komet bisa melakukan perjalanan mendekati Matahari. Ketika semakin dekat dengan Matahari, sebagian permukaan es pada komet akan menguap.
Penguapan ini kemudian menghasilkan banyak partikel debu dan batuan. Puing-puing hasil penguapan akan bertebaran di sepanjang jalur komet.
Dalam beberapa kali setiap tahun, ketika Bumi mengelilingi Matahari, Bumi akan melintasi orbit komet.
Dengan begitu, Bumi bisa bertabrakan dengan hasil penguapan komet yang berupa batuan dan puing-puing tersebut, menyebabkan hujan meteor.
Nah, puncak hujan meteor Taurid Utara yang akan terjadi dalam waktu dekat, disebabkan oleh puing-puing berupa es dan debu dari komet 2P/Encke saat melewati tata surya kita.
Puing-puing dari Encke ini berukuran besar dan tersebar, sehingga memerlukan waktu agak lama untuk melewati Bumi.
Baca Juga: 11 November Akan Ada Puncak Hujan Meteor Taurid Utara, di Mana Bisa Terlihat?
Itulah yang menyebabkan ada dua bagian hujan meteor Taurid, yakni Taurid Utara dan Taurid Selatan.
Setiap komet ini kembali ke tata surya bagian dalam, maka intinya akan melepaskan es dan batu ke ruang angkasa, menjadi aliran meteor yang sangat besar.
Sayangnya, jumlah meteor yang terlihat selama hujan Taurid biasanya tidak sebanyak hujan meteor lainnya.
Menurut Royal Museum Greenwich (RMG), komet Encke dan hujan meteor Taurid diperkirakan merupakan sisa-sisa komet yang pecah selama 20.000-30.000 tahun terakhir.
Jika teman-teman ingin menyaksikan puncak hujan meteor Taurid Utara, maka diperkirakan akan berada di arah rasi bintang Taurus, di langit utara.
Ketika fenomena ini berlangsung, kita bisa menyaksikan meteor Taurid yang bergerak dengan kecepatan kira-kira 28 kilometer per detik.
----
Kuis! |
Kapan puncak hujan meteor Taurid Utara terlihat di Indonesia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Keren! Anak-anak Jenius Ciptakan Kota Ramah Lingkungan Lewat Game di National Coding Competition 2024
Source | : | NASA |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR