Craito adalah seorang laki-laki sombong. Dia merasa sangat kesal dengan bayangannya.
“Kenapa kamu selalu mengikuti gerakanku?” tanya Craito.
“Aku adalah bayanganmu. Tugasku memang seperti itu,” jawab bayangan membela diri.
“Tapi aku tidak suka diikuti. Mulai sekarang, kamu tidak boleh mengikuti gerakanku lagi!” ucap Craito ketus.
Bayangan terkejut. Bukankah selama ini dia ditugaskan untuk mengikuti segala gerakan Craito? Jika Craito melarangnya, apa yang harus dilakukannya? Tanpa sengaja, buku yang dipegang Craito terjatuh. Craito membungkuk untuk mengambilnya. Bayangannya ikut membungkuk, tetapi Craito memarahinya.
Bayangan tersentak kaget dan kembali berdiri. Craito membuka bukunya. Hampir saja bayangannya mengikutinya. Tetapi, dia takut dimarahi Craito.
“Bagus. Kamu sudah paham!” Craito tersenyum puas. “Akhirnya, aku bebas dari bayanganku. Tak ada lagi yang selalu mengikuti gerakanku.”
Pagi itu Craito berjalan-jalan untuk menghirup udara segar. Di tengah jalan, dia bertemu Rambella, tetangganya.
“Selamat pagi, Rambella! Hari yang cerah, bukan?” sapa Craito sambil melambaikan tangannya. Rambella menatap Craito dengan tatapan aneh.
“Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Craito sambil menggaruk kepala.
Wajah Rambella semakin pucat. Tiba-tiba dia berlari ketakutan.
“Kenapa anak itu? Seperti melihat hantu saja!” pikir Craito.