Gubrak! Tiba-tiba bayangan menendang Craito sampi terjatuh.
“Diam kamu! Jangan ganggu aku!” teriak Craito. Tapi, bayangan tak peduli. Dia tetap iseng mengganggu Craito. Kadang-kadang bayangan mencubit Craito atau mencolek lengannya.
“Baik, aku mengalah,” kata Craito putus asa. “Tolong. Sekarang kamu ikuti apa yang aku lakukan.”
“Kalau aku tidak mau?” tanya bayangan.
Craito memandang bayangannya.
“Tolong, aku mohon. Aku mengerti, aku tidak bisa mengatur orang lain sesuka hatiku. Maafkan aku,” pinta Craito. Bayangan hanya diam saja.
“Kenapa kamu diam?” tanya Craito heran.
“Bukankah kamu menyuruhku untuk mengikutimu, Craito? Jadi, kalau kamu diam, aku juga diam.”
Craito tersenyum. Ah, bayangannya memang suka usil, tapi dia sungguh baik hati. Craito pun bisa tersenyum lega. Bagaimanapun juga, dia tetap membutuhkan bayangannya.
(Cerita : Veronica Widyastuti / Dok. Majalah Bobo)