Craito melanjutkan perjalanannya. Di tengah jalan dia bertemu Torey, sahabatnya.
“Hai, Craito, mau ke mana?”
“Ah, cuma jalan-jalan ke depan,” jawab Craito sambil mengacungkan tangannya. Tiba-tiba Torey terdiam. Mukanya memucat.
“Ada apa, Torey?” Craito menepuk pundak Torey.
“M…m…maaf, aku harus segera pergi.” Torey cepat-cepat berjalan meninggalkan Craito yang kebingungan.
“Kenapa semua orang memandangku ketakutan?” gumamnya.
Tidak hanya Rambella dan Torey yang berlari ketakutan setelah melihat Craito. Orang-orang di pasar pun menjadi ribut ketika Craito berjalan melewati mereka. Suasana pasar menjadi kacau balau.
“Hantu! Hantu!” jerit seorang anak sambil menangis ketakutan. Craito tak tahan. Dia bergegas pulang dan memandang wajahnya di depan cermin.
“Tak ada yang aneh,” gumamnya. Tetapi, Craito merasa ada yang aneh di belakangnya. “Apa yang kamu lakukan?” bentak Craito. Bayangan cuma diam.
Craito melihat Morena yang berjalan terburu-buru. Mata Morena terbelalak memandang Craito. Craito cepat-cepat mencengkram lengannya.
“Apa yang kamu lihat, Morena?”
Morena tergagap ketakutan,