Bertengkar dengan Bayangan

By Sylvana Toemon, Senin, 7 Mei 2018 | 04:00 WIB
Bertengkar dengan bayangan (Sylvana Toemon)

“B…ba…bayangan! Kenapa… kenapa bayanganmu bergerak sendiri?” tanya Morena.

Craito diam. Hmm…rupanya itu yang membuat orang-orang ketakutan melihatnya. Craito melepaskan Morena yang cepat-cepat lari.

“Jadi, selama ini kamu bergerak sendiri sesukamu? Apa, sih, maumu?” tanya Craito pada bayangannya.

“Bukankah itu yang kamu inginkan, Craito? Kamu tidak suka diikuti, jadi aku harus melakukan gerakan yang berbeda denganmu,” jelas bayangan.

Ternyata, bayangan Craito memang suka iseng. Ketika Craito menunjuk dengan tangan kanan, bayangannya menunjuk dengan tangan kiri. Ketika Craito sedang berjalan-jalan di pasar, bayangannya iseng mencubit orang lain atau mencomot makanan yang dijual di pasar. Wah, nakal sekali!

“Tapi itu membuat orang lain ketakutan!” bentak Craito.

“Kamu melarangku mengikutimu, Craito. Jadi, aku bebas melakukan apa yang ingin kulakukan.”

Craito terdiam. Kepalanya pusing. Dia tidak suka kalau bayangan mengikutinya. Tetapi, dia juga tidak ingin orang-orang ketakutan melihatnya. Bug! Tiba-tiba bayangan memukul punggung Craito. Craito terkejut,

“Apa yang kamu lakukan?”

“Kamu cuma diam, Craito, jadi aku harus bergerak agar tidak mengikuti gerakanmu,” jelas bayangan.

Craito kembali termenung. Plak! Kini giliran lengan Craito yang dipukul.

“Berani sekali kamu!” bentak Craito. Craito pun berusaha membalas dengan pukulan. Tetapi, tentu saja bayangan tidak bisa merasakan sakit. Justru Craito yang kesakitan sendiri karena tangannya memukul tembok. Craito kesal bukan main. Kesabarannya hampir habis.