Legenda Putri Naga di Kota Tapaktuan Aceh

By Yomi Hanna, Kamis, 23 Maret 2017 | 10:53 WIB
Pemandangan Kota Tapaktuan yang Dilihat dari Gunung Lampu. (Foto: panoramio.com) (Hanna Vivaldi)

Kota Tapaktuan berada di Kabupaten Aceh Selatan. Kota dengan luas 92,68 kilometer persegi ini menyimpan cerita legenda yang menarik.

Sepasang Naga dan Bayi

Kota Tapaktuan sering disebut juga dengan Kota Naga. Sebutan itu berasal dari legenda Putri Naga dan Tuan Tapa. Legenda ini mengisahkan tentang dua ekor naga yang diusir dari negeri Tiongkok karena tidak memiliki keturunan. Lalu sepasang naga tadi pun tinggal di sebuah teluk bernama Teluk Tuantapa.

Tidak sengaja dua naga tersebut menemukan seorang bayi yang terapung di tengah lautan. Mereka pun merawat bayi tadi dengan penuh kasih sayang. Bayi itu beranjak dewasa dan menjadi seorang gadis yang cantik.

Suatu saat datanglah sebuah kapal dari Kerajaan Asranaloka dari India. Ternyata dulu dia pernah kehilangan putrinya. Saat raja melihat gadis cantik tadi, raja yakin bahwa dia-lah putrinya yang hilang dulu terhanyut dibawa air laut. Raja hendak meminta putrinya kembali kepada sepasang naga.

Pertarungan Naga, Raja, dan Tuan Tapa

Sepasang naga menolak, lalu terjadi sebuah perkelahian antara raja dan sepasang naga tersebut. Pada saat mereka berkelahi, Tuan Tapa yang sedang bertapa di sana merasa terganggu. Dia pun mencoba melerai perkelahian itu dan meminta kepada sepasang naga untuk mengembalikan putri tersebut.  Naga-naga tersebut tetap tidak mau, malahan mengajak Tuan Tapa untuk bertarung. Tetapi dalam pertarungan tersebut, sepasang naga kalah dan putri pun dikembalikan kepada orangtuanya.

Naga jantan mati terbunuh. Hati dan tubuhnya hancur membentuk bebatuan hitam berbentuk hati. Kini batu tersebut dikenal dengan nama Batu Hitam. Darahnya pun berubah menjadi batu yang dikenal dengan Batu Merah. Di tempat itu, Tuan Tapa meninggalkan jejak kaki yang sekarang masih ada dipesisir pantai. Kemudian tongkat dan sorbannya berubah menjadi batu berwarna hitam yang letaknya beberapa ratus meter dari jejak kakinya.

Terbentuknya Pulau Dua dan Pulau Banyak

Naga betina pun mengamuk melihat naga jantan mati. Lalu dia membelah pulau menjadi dua bagian yang dikenal dengan Pulau Dua. Bagian pecahan pulau yang terbesar juga menjadi sasaran amuk naga betina. Dia membelah lagi pulau tersebut menjadi 99 pulau kecil. Kumpulan pulau kecil itu dinamakan Pulau Banyak, letaknya ada di Kabupaten Aceh Singkil.

Putri yang telah dikembalikan kepada keluarganya tadi dijuluki dengan nama Putri Naga. Dia dan keluarga raja menetap di pesisir pantai dan tidak kembali lagi ke daerah asalnya. Putri Naga dan keluarga kerajaan tersebut diyakini sebagai asal usul masyarakat Tuantapa.

Makam Tuan Tapa