Maguette, Si Putri Pemarah

By Sylvana Toemon, Selasa, 17 April 2018 | 04:00 WIB
Maguette, Si Putri Pemarah (Sylvana Toemon)

Krssk, krssk! Terdengar suara langkah orang. Puteri Maguette menoleh. Rupanya Pak Bun! Pak Bun sedang merapikan pangkasan tanaman Rosviller.

“Pak Bun, awas!” seru Puteri Maguette. Dia khawatir Pak Bun tertusuk duri tanaman itu. Pak Bun terperanjat. Jarinya tertusuk duri Rosviller. Wah, celaka! Puteri Maguette segera berlari menghampiri Pak Bun. Jari Pak Bun terluka.

“Ah, tak apa, Tuan Puteri. Sebentar lagi pasti sembuh!”

“Tapi ini tanaman Rosviller, Pak! Tanaman duri beracun yang bisa membekukan aliran darah!”

Pak Bun tertegun. Belum pernah didengarnya nama tanaman itu. Lagipula tanaman yang ditunjuk Puteri Maguette adalah rumpun berduri biasa.

“Maaf Tuan Puteri, ini cuma rumpun berduri biasa. Kalau terkena durinya, paling-paling hanya terluka,” kata Pak Bun pelan.

Puteri Maguette tercekat. Tak ada perubahan apa pun pada wajah dan tubuh Pak Bun. Astaga! Jadi… Noelle membohonginya! Puteri Maguette menggeram marah, Pak Bun menunduk ketakutan. Dasar Noelle penipu! Rutuk Puteri Maguette dalam hati. Setelah tahu Noelle membohonginya, Puteri Maguette tak pernah memikirkan tukang kebun itu lagi. Dia merasa kesal pada Noelle. Karena itu Puteri Maguette semakin rajin bekerja untuk mengalihkan amarahnya.

Suatu hari, Raja dan Ratu mengajak Puteri Maguette pergi ke Negeri Nordamme. Mereka akan menghadiri pesta kerajaan negeri itu. Setelah sekian lama mengurung diri di istana, akhirnya Puteri Maguette bersedia keluar juga. Malam itu Puteri Maguette berdandan sangat cantik. Tetapi dia sadar, tangannya kasar dan penuh luka. Beberapa kukunya patah. Karena itu dia menyembunyikannya di balik sarung tangan.

Rombongan kerajaan berangkat dengan kereta kuda yang mewah. Mereka tiba di Negeri Nordamme pada saat pesta hampir dimulai. Para pangeran dan puteri dari beberapa kerajaan berkumpul di ruang dansa yang megah. Mereka tampak asyik bercengkrama. Tetapi anehnya, hampir seluruh puteri yang datang ke kerajaan itu membuka sarung tangannya. Seorang pelayan memberitahu.

“Pangeran dari Nordamme mengadakan sayembara. Puteri dengan tangan terindah akan dipilih menjadi teman dansanya malam ini.”

Puteri Maguette mengernyitkan alis.

“Aih, sayembara macam apa itu? Tidak masuk akal! Dia pikirrr…” Puteri Maguette segera membungkam mulutnya. Dia sangat kesal. Tapi dia harus menahan diri. Puteri Maguette segera menarik napas panjang dan mengatur emosinya.