Kota Palembang, juga memiliki keraton. Keraton tersebut bernama Benteng Kuto Besak. Pada abad XVIII, tempat ini menjadi pusat dari Kesultanan Palembang.
Pembangunan Benteng Kuto Besak
Awalnya, pembangunan Benteng Kuto Besak pada tahun 1780, diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I. Tapi pembangunan tersebut belum selesai sepenuhnya, sehingga berlanjut ke era pemerintahan Sultan berikutnya, yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah di antara tahun 1776 sampai tahun 1803.
Pembangunan Benteng Kuto Besak membutuhkan waktu 17 tahun, diawasi langsung oleh seorang kepercayaan Sultan. Benteng Kuto Besak baru selesai dibangun dan akhirnya diresmikan pada tahun 1797.
Pada bagian tengah Benteng Kuto Besak, terdapat kediaman raja yang dilindungi tembok-tembok tinggi. Konon, tidak ada yang bisa menembus wilayah ini dan tak ada yang boleh masuk selain keluarga Sang Raja atau orang-orang yang dikehendakinya.
Berkunjung ke Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Selain itu, tak jauh dari Benteng Kuto Besak juga berdiri sebuah museum, yaitu Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Di dalamnya terdapat ratusan koleksi benda bersejarah milik kota Palembang, mulai dari songket Palembang, patung-patung, hingga alat transaksi perdagangan dari zaman Kesultanan Palembang.
Di museum ini, teman-teman juga bisa melihat berbagai senjata tradisional khas Palembang, berbagai jenis alat musik tradisional, peralatan masak, pakaian adat, dan lain sebagainya. Jika berkunjung ke Benteng Kuto Besak, jangan lupa mampir ke Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, lo!
Berpose dengan latar Jembatan Ampera
Uniknya, Benteng Kuto Besak sengaja dibangun agar berada di posisi yang sangat strategis Sebab keraton ini tidak jauh dari Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Dari lapangan Benteng Kuto Besak, pengunjung bisa langsung tampak latar Jembatan Ampera.
Lapangan Benteng Kuto Besak sekarang
Kini lapangan Benteng Kuto Besak umumnya digunakan sebagai tempat menyelenggarakan acara bagi masyarakat Palembang. Banyak anak-anak bermain bola di sekitar sungai Musi, serta pengunjung lain yang berpose dengan latar Jembatan Ampera. Jika teman-teman berkunjung pada malam hari, pemandangan yang tampak di sini akan semakin indah, sebab adanya lampu-lampu bercahaya dari Jembatan Ampera yang memantul ke sungai Musi.