Salah satu hasil kerajinan masyarakat Palembang, Sumatera Selatan adalah kain tenun songket. Walaupun banyak daerah di Indonesia yang memiliki keterampilan menenun, tetapi songket Palembang ini memiliki motif dan makna tersendiri.
Awal Mula Kain Songket
Kain songket dibuat dari rangkaian benang yang tersusun serta teranyam rapi dan teratur. Ini menunjukkan bahwa kain songket tidak dibuat dengan keahlian yang biasa-biasa aja. Kain tenun ini dibuat dengan keahlian dan ketelitian yang tinggi agar menghasilkan songket yang indah.
Kilauan warna emas pada kain songket ingin menunjukkan kekayaan masa lalu masyarakat Palembang. Dulunya, kain ini digunakan oleh kalangan istana dan para pejabat. Songket Palembang merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya pada abad ke-9 Masehi. Wilayah ini dijuluki dengan nama Pulau Emas (Swarnadwipa) karena pada saat itu emas cukup berperan penting.
Tradisi membuat benang dari emas sudah dimulai sejak dulu. Emas yang telah menjadi benang ini ditenun dengan jalinan benang sutra berwarna yang dihasilkan oleh masyarakat setempat. Palembang dikenal dengan pembudidayaan ternak ulat sutra untuk diambil benangnya. Sebagian kecil benang sutra yang digunakan berasal dari negara lain, yaitu dari India dan juga China.
Kain Songket Sempat Mati Suri
Pada abad ke-18 kerajaan-kerajaan di Pulau Sumatera mulai melemah. Ini diakibatkan munculnya kolonial Belanda. Melemahnya kerajaan-kerajaan tadi memberi dampak pada kerajinan kain tenun songket. Hingga perang dunia II, bahan baku songket susah didapatkan. Akhirnya kain tenun songket ini sempat mengalami mati suri sampai tahun 1950.
Melestarikan Kain Songket
Pertengahan abad ke-20, kerajinan kain ini kembali bangkit. Karena munculnya inisiatif untuk memanfaatkan kembali benang emas dan perak dari kain tenun yang lama. Kain tenun songket yang sudah lapuk atau tidak dipakai lagi dijadikan kain tenun songket yang baru.
Setelah itu, pengrajin kain tenun songket mulai banyak. Permintaan akan kain tenun ini pun meningkat, sehingga proses produksinya dilakukan terus menerus. Hingga pada abad ke-21 kain ini mulai terkenal di dunia fashion.
Pasang surut dalam sejarah pelestarian kain tenun songket memang terjadi. keberadaan kain tenun songket dari dulu hingga masa kini merupakan perjalanan yang indah. Songket masih dipertahankan karena merupakan kekayaan bangsa yang masih harus dijaga agar tetap lestari.
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR