Cerita sebelumnya klik di sini.
Iva punya ibu tiri yang dipanggilnya Mami Ti. Sejak Mami Ti datang 2 bulan yang lalu Iva merasakan banyak hal berubah. Adiknya Eli suka pada Mami Ti, sedangkan kakaknya Mas Doni tinggal dengan Oma. Suatu hari Iva tidak suka sarapan pagi yang disediakan Mami Ti dan dalam keadaan sakit pergi ke sekolah.
Mobil jemputan berhenti di gerbang sekolah. Anak-anak berebut turun dari mobil. Iva turun terakhir dan berjalan dengan lunglai. Jam pelajaran pertama ulangan matematika. Badan Iva makin tidak enak. Ketika anak-anak sedang mengerjakan soal matematika, tiba-tiba Iva merasa pandangannya gelap.
Bahkan ia tidak tahu ketika dirinya dibawa ke ruang UKS. Entah berapa lama ia pingsan, tiba-tiba ia mencium bau eau de cologne. Matanya masih terpejam. Kemudian terdengar suara-suara.
"Apakah di rumah ia sering pingsan?" tanya Bu Sari.
"Tidak," jawab Papa.
"Atau ia tidak sarapan pagi?" kata Bu Sari lagi.
"Tadi ia makan sedikit. Susu yang disediakan pun tidak diminum. Anaknya agak sulit!" terdengar suara Mami Ti.
"Apa? Aku dibilang agak sulit? Dulu Mama tak pernah mengatakan begitu. Papa juga,"
Iva merasa tersinggung. Iva membuka mata, memandang Bu Sari, Papa, dan Mami Ti, lalu memandang ke pintu ruang UKS.
"Aku mau ke kelas, ada ulangan matematfka!" kata Iva.
"Sudah lewat jamnya Iva. Kita pulang dulu saja, ya. Biar Iva istirahat. Kalau sudah sembuh, Iva bisa ikut ulangan susulan matematika!" bujuk Papa.