Cerita sebelumnya klik di sini.
Keluarga Kusnadi suka olahraga. Ella, kakak Yuli berprestasi di bidang bulu tangkis. Anto, adiknya pandai berenang. Tiap Sabtu terpaksa Yuli ikut keluarganya ke Sports Club, walaupun ia tidak menikmatinya. Oma Nani yang tak suka berolahraga dijumpainya di gelanggang olahraga. la mengundang Yuli main ke rumahnya. Namun, Yuli takut tidak diizinkan.
***
Di rumah, waktu malam hari pembicaraan tentang olahraga masih berlanjut. "Berusaha sebaik mungkin, To. Kalau kamu menang Sabtu depan, kamu dapat hadiah game tetris!" dorong Ibu.
“Kami akan menyorakimu keras-keras! Mungkin baik juga kita mengundang saudara-saudara sepupumu!" usul Ayah.
"Kalau kalah, kan, malu!" kata Anto.
"Menang atau kalah tak jadi soal. Yang penting sudah mencoba dan berusaha!" kata Ibu. Kata-kata Ibu itu justru mendorong Yuli untuk bicara.
"Ibu, bolehkah Yuli tidak ikut ke gelanggang Sabtu depan? Yuli ingin ke rumah teman!" pinta Yuli.
"Lo, Anto kan mau bertanding. Apa karnu tidak mau ikut memberi dorongan?" tanya Ibu.
"Bukan tidak mau. Cuma Yuli sudah janji!" kata Yuli. Entah dari mana keberanian itu didapatnya.
"Kalau sudah janji, ya harus ditepati!" Ayah memutuskan.
"Baiklah, tapi Sabtu depannya lagi kamu harus ikut," kata Ibu. Yuli mengangguk setuju. Hatinya berbunga-bunga. Tiba-tiba timbul semangatnya.