Sejarah Yoghurt, Susu Fermentasi yang Menyehatkan

By Yomi Hanna, Jumat, 2 Juni 2017 | 02:52 WIB
Foto: indiatvnews.com (Hanna Vivaldi)

Salah satu produk fermentasi susu yang rasanya asam manis dan sangat nikmat untuk diminum adalah yoghurt. Yoghurt memiliki nama yang berbeda-beda di beberapa negara, seperti jugurt di Turki, zabady di Mesir dan Sudan, dahee di India, cieddu di Italia, dan filmjok di Skandinavia.

Probiotik

Minuman yoghurt mengandung bakteri hidup sebagai probiotik. Maksudnya adalah, minuman ini mengandung mikroba yang tidak berbahaya malahan sangat baik untuk saluran pencernaan kita.

Jenis probiotik yang paling banyak pada yoghurt adalah bakteri asam laktat dari golongan Lactobacillus bulgaricus,  Streptococcus themophilus, dan Lactobacillus casei.

Proses fermentasi yang tak terduga

Konsep probiotik seperti ini ternyata sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu. Yaitu pada saat pedagang dari Turki membawa susu yang disimpan di dalam kantong usus domba sebagai bekal di dalam perjalanan.

Tanpa disadari, akibat terkena terik sinar matahari serta dinginnya udara gurun, susu tersebut lama-kelamaan berubah menjadi gumpalan padat. Ketika dicoba, rasanya berubah menjadi lebih asam. Tetapi meski terasa asam, susu yang menggumpal tersebut sangat menyegarkan. Rasanya mirip seperti rasa yoghurt di masa kini.

Penggunaan yoghurt di masa lampau

Di India, yoghurt sudah lama diminum untuk meredakan sakit perut. Beberapa abad yang lalupun perempuan Persia sudah menggunakan yoghurt sebagai masker wajah yang bisa menunda timbulnya keriput.

Semua manfaat yoghurt pada waktu itu hanya dirasakan tanpa terbukti secara ilmiah karena belum ada yang menelitinya.

Yoghurt terbukti menyehatkan secara ilmiah

Tetapi sejak awal abad ke-19, manfaat yoghurt akhirnya dapat dibuktikan secara ilimiah oleh seorang ilmuwan Rusia yang bernama Ilya Metchnikkoff.