Maafkan Aku, Tante Silva

By Sigit Wahyu, Selasa, 6 Juni 2017 | 09:15 WIB
Maafkan Aku, Tante Silva (Sigit Wahyu)

Pagi hari yang cerah. Embun yang membasahi dedaunan, burung yang berkicau dengan merdunya, ayam berkokok dengan nyaringnya menambah suasana semakin ramai saja.

Seperti biasanya, setiap liburan aku selalu membantu ibuku memasak atau membersihkan ruang tengah. Bergegas aku menuju menghampiri ibuku yang sedang sibuk memasak.

Oh iya, sebelumnya aku lupa memperkenalkan diri. Perkenalkan namaku Alika Latifah Putri, atau lebih tepatnya lagi aku disapa Alika. Saat ini, aku berusia 12 tahun uang bersekolah di SMP Tunas Harapan I. Tahun ini, merupakan tahun pertamaku masuk SMP.

Banyak sekali pengalaman yang kudapatkan saat MOS (Masa orientasi siswa). Mandapat teman baru, mengenal sekolahku ini, membuat kerajinan dari barang bekas, dll. Pokoknya seru deh, dijamin.

Aku pun berlari cepat untuk mencari Ibu. Semoga Ibu tidak terlalu lama menungguku, ya, karena aku bercerita tentang mos kepada kalian. Sesampainya di dapur, Ibu menyuruhku untuk menyapu teras rumah serta menyirami tanaman.

Dengan memegang sapu, aku langsung menjalankan tugasku. Saat itu, Ayah sedang membaca koran sambil meminum teh hangat. Tak perlu waktu lama untuk meyapu teras rumah, sekitar tujuh menit kemudian teras pun langsung bersih kinclong.

Kusimpan sapu di pojok tempat duduk dan aku menyalakan ledeng yang sebelumnya telah disambungkan ke selang. Kusiram tanaman ini dengan semangat, karena aku bisa melihat tanaman yang hijau segar, karena aku ini termasuk pecinta tanaman.

Di kebun, ada berbagai macam tanaman, seperti tanaman apotek hidup, gelombang cinta, bunga mawar, pohon mangga, dan tanaman bonsai. Meriah kan kebun rumahku ini? Tak heran tetanggaku banyak yang meminta tanaman apotek hidup untuk segala keperluan. Setelah menyiram tanaman, aku pun menuju dapur untuk menyatakan bahwa aku selesai menjalankan tugas.

Kupercepat langkah kakiku untuk menuju dapur. Sesampainya di dapur, ibuku langsung mengajakku ke ruang makan, karena ini sudah waktunya sarapan pagi.

Hari ini, Ibu memasak nasi goreng lengkap dengan telur, keju, wortel, dan mentimun. Minumannya ada teh hangat dan air putih. Aku mengambil piring dan mengambil jatah nasi gorengku, dan serbu... Dengan lahap, aku menghabiskan nasi gorengku hingga tidak ada yang tersisa, kemudian meminum segelas air putih, Alhamdulillah.

Selesai makan, aku membantu Ibu mencuci piring. Hihihi... sambil mencuci piring aku bermain air dan busa sabun. Untungnya Ibu tidak melihat ulahku ini. Coba saja kalau ketahuan pasti aku sudah di marahi habis-habisan oleh Ibu.

"Tifa, kamu sudah belum mencuci piringnya?" tanya ibuku.