Rahasia Hutan Terlarang

By Putri Puspita, Sabtu, 17 Juni 2017 | 03:41 WIB
Tanpa menyerah, Pangeran mengejar kijang tersebut. Ia tak peduli saat melewati perbatasan daerah terlarang. (Putri Puspita)

“Bagaimana ini, Raja bisa marah besar pada kita,” kata ketua pengawal kebingungan.

Para pengawal pun memutuskan untuk tetap mencari dan tidak kembali sampai Pangeran ditemukan.

Matahari sudah di atas kepala, harusnya ini waktunya mereka pulang. Raja hanya memberi waktu sampai pukul 12.00. Namun, Pangeran tak kunjung ditemukan, bahkan hingga menjelang sore.

Di istana, Raja mulai khawatir, karena Pangeran dan para pengawal belum pulang.  Ia pun memerintahkan salah seorang pengawal istana untuk menyusul ke hutan.

Saking bersemangatnya mengejar kijang, Pangeran kini memasuki kawasan hutan yang paling dalam. Ia pun tersesat dan tak tahu arah pulang. Namun, pangeran mendengar suara gemericik air dan orang bercakap-cakap. Ia pun turun dari kuda dan mengintip dari semak-semak.

Pangeran begitu kaget karena melihat banyak sekali orang yang sedang bekerja. Mereka sedang mengukir kayu dengan berbagai macam motif. Pangeran mengenali motif ukiran itu. Itu adalah patung-patung kayu ukiran yang dijual oleh kerajaannya ke kerajaan lain. Patung-patung ukiran itu sangat laku dan menghasilkan banyak uang untuk kerajaannya ayahanda sang Pangeran. 

Dalam hati, Pangeran begitu sedih melihat keadaan para pengukir itu. Mereka adalah warga kerajaan ayahandanya juga. Baju mereka compang-camping, anak-anak pun ikut bekerja. Pangeran masih tak mengerti apa yang terjadi pada mereka.

Pangeran pun memberanikan diri mendekati mereka. Para pengukir terkejut melihat Pangeran. Mereka mengenali Pangeran karena ia memakai mahkota dan jubah bergambar lambang kerajaan. Mereka langsung sembah sujud di hadapan Pangeran. Mereka bingung mengapa Pangeran bisa sampai ke tempat itu.

“Kami diharuskan membuat patung ukiran. Kami tidak boleh keluar hutan. Anak-anak pun tidak boleh sekolah supaya ukiran selalu tersedia banyak ada dan bisa dijual oleh istana,” kata salah seorang perempuan dengan mata berkaca-kaca.

Pangeran pun mengerti kenapa ia dan semua orang dilarang masuk ke hutan itu. Bukan karena hewan buas, tetapi karena kerajaan mempekerjaan para ahli ukir dengan sesuka hati. Pangeran sangat kecewa melihat hal ini.

Ia pun menanyakan jalan pulang kepada warga. Hari sudah gelap, tetapi Pangeran akhirnya bisa bertemu para pengawal yang masih setia mencarinya.

“Itu Pangeran!” seru ketua pengawal.