Yang Terbaik

By Sylvana Toemon, Sabtu, 12 Mei 2018 | 12:00 WIB
Yang terbaik (Sylvana Toemon)

Di dunia ini mungkin tidak ada orang sesombong Simon Boom. Simon yang kaya raya itu selalu mencari barang yang terbaik baginya. Ia tak peduli barang itu kepanjangan atau kependekan, kebesaran atau kekecilan. Asalkan ada orang menyebut benda itu yang terbaik, maka ia segera membelinya. Ya, semua itu karena kesombongannya.

Simon punya seorang anak gadis yang akan menikah. Rosaline namanya.

"Aku akan membuat pesta pernikahan termegah dan akan dikenang semua orang," ujar Simon pada istrinya. "Aku akan mengundang orang-orang terkenal. Akan kuhidangkan santapan yang terbaik buat mereka."

Istrinya mengangguk setuju. Hati Simon semakin berbunga-bunga mendengarnya.

"Kita akan menghidangkan ayam atau ikan?" tanya istrinya.

"Tentu saja ikan. Semua jenis ikan yang terbaik akan kubeli untuk menyenangkan tamuku," jawab Simon bangga.

Istrinya kembali mengangguk-angguk. Tiga hari menjelang pesta, Simon mendatangi seorang penjual ikan terbaik di kotanya.

"Aku perlu 200 pon ikan apa saja asal yang terbaik. Ingat, ini untuk pesta penikahan anakku," ujarnya. Si penjual ikan mengacungkan jempolnya.

"Beres, Tuan. Semua yang terbaik. Ikan-ikan kami semanis gula," jawabnya.

Simon tertegun.

"Aha! Jika ikan-ikan semanis gula, pastilah gula yang terbaik. Ah, aku beli gula saja," ujarnya. Ia pun membatalkan niatnya membeli ikan dan segera beranjak meninggalkan penjual ikan yang terbengong-bengong.

"Aku perlu 200 pon gula yang terbaik," kata Simon kepada penjual gula.