Nana sangat heran ketika dari sudut mata Tia menetes air mata. Ia ingin berteriak memanggil Mama. Namun, segera ia urungkan.
"Mama pasti tidak percaya!"
Setelah kejadian itu berulang kali terjadi, Nana berkesimpulan. Setiap kali Nana berbuat nakal atau terluka, Tia pasti menangis. Tia seakan-akan tahu apa saja yang dilakukan Nana. Lama kelamaan, Nana tidak tahan lagi menyimpan rahasia itu. Ia ingin sekali menceritakan hal tersebut pada seseorang.
"Pada Mama tidak mungkin. Pada Papa... apalagi," gerutu Nana.
Tiba-tiba Nana teringat pada Pak Win.
"Pak Win mungkin tahu mengapa Tia menangis setiap kali aku berbuat nakal."
Keesokan harinya, sambil menggendong Tia, Nana menghampiri Pak Win yang sedang menggunting rumput.
"Pak Win, Nana punya rahasia. Tapi Pak Win janji, ya, tidak menceritakan pada siapa pun," ucap Nana berbisik-bisik.
"Ya, ya. Pak Win janji," ujar Pak Win. Pak Win dan Nana lalu duduk di atas rumput. Nana pun mulai bercerita tentang Tia.
"Pak Win, kenapa, ya, Tia suka menangis?" tanya Nana.
"Mungkin Tia tidak suka jika pemiliknya nakal. Dan...."
"Dan apa, Pak Win?" tanya Nana penasaran.