Pangeran Saphir juga kecewa mendengar kabar kegagalan para prajurid istana. Ia 2juga sedih karena ayahnya sakit lagi. Maka Pangeran Saphir lalu memutuskan untuk mencari burung itu sendirian.
Ayahnya melarang Pangeran Saphir pergi. Begitu juga dengan penasihat kerajaan. Namun Pangeran Saphir telah bertekad untuk menemukan burung itu. Ia akan pergi ke tempat yang tidak didatangi oleh para prajurid dan rakyat kerajaan. Ia akan pergi ke tempat-tempat yang disukai bangsa burung.
Pangeran Saphir lalu pergi ke hutan tempat burung biasa berkumpul. Ia mencari di semua pohon dan semak belukar. Ia juga bertanya pada warga yang tinggal di tepi hutan. Namun tak ada yang pernah melihat burung bermata indah itu.
Pangeran Saphir tidak putus ada. Ia terus mencari sampai ke hutan yang paling dalam. Di dalam hutan itu, tumbuh pohon-pohon arah yang sangat tinggi. Dahan-dahannya sangat lebar sehingga membentuk bayangan gelap di bawah pohon. Akan tetapi, di bawah pohon itu, tumbuh rumput yang sangat lembut dan bunga-bunga langka.
“Burung-burung pasti suka tinggal di tempat seperti ini,” gumam Pangeran Saphir.
Setelah itu, Pangeran Saphir kembali ke istana ayahnya. Ia memesan beberapa jaring yang dicat dengan warna yang sama dengan bulu burung indah itu.
“Kita semua mudah mendekat ke benda apapun yang mirip diri kita sendiri,” begitu pikir Pangeran Saphir.
Setelah semua jaring selesai, ia kembali ke hutan pohon aras dengan membawa para pemburu ahli dan pengawal istana yang ahli menangkap burung.
Seharian penuh mereka mencari burung itu. Pangeran Saphir sampai mulai merasa kehausan. Ia juga terlalu lelah untuk melangkah lebih jauh lagi. Jadi, betapa girang hatinya ketika menemukan sebuah kolam mata air yang jernih.
Sebagai petualang yang berpengalaman, ia membawa sebuah cangkir di tasnya. Cangkir itu indah terbuat dari emas. Pangeran Saphir baru saja mencelupkan cangkir emasnya ke dalam air, ketika seekor katak hijau kecil yang indah melompat ke dalam cangkirnya.
Pangeran Saphir samasekali tidak memerhatikan kecantikan katak itu. Ia malah mengguncang cangkirnya dengan tidak sabar, agar si katak terjatuh. Namun, secepat kilat katak itu melompat kembali ke dalam cangkir emas. Pangeran Saphir yang sedang haus, jadi tidak sabar.
Ia mengangkat katak itu dan akan melemparkannya jauh-jauh. Namun, makhluk kecil itu menatapnya dengan mata indahnya, dan berkata,