Misteri Katak Hijau Kecil (Bag. 2)

By Vanda Parengkuan, Kamis, 5 April 2018 | 08:00 WIB
Misteri Katak Hijau Kecil (Bag. 1) (Vanda Parengkuan)

“Pangeran, aku adalah teman burung bermata berlian yang kau cari. Sekarang, minumlah agar rasa hausmu hilang. Setelah itu, dengarkan nasihatku…”

Pangeran Saphir buru-buru mengambil air dan meminumnya sampai puas. Setelah itu, ia duduk bersandar di pohon untuk beristirahat.

“Sekarang,” kata katak itu sambil berdiri di atas batu kolam, “Lakukanlah persis seperti pesanku. Pertama-tama, suruhlah semua pemburu dan pengawalmu untuk tinggal di desa tepi hutan ini sekarang juga. Kau harus pergi sendiri mencari burung itu. Lewatilah jalan di sebelah kanan itu. Susurilah sepanjang jalan yang ditumbuhi  pohon aras itu. Di ujung jalan, kau akan menemukan sebuah istana megah.”

Di dekat katak hijau itu, tiba-tiba muncul sebuah kantung hijau kecil. Ia lalu memberikan kantung kecil itu pada Pangeran Saphir.  

“Perhatikan perintahku! Tuanglah pasir ajaib di dalam kantung ini ke atas tanah di dekat gerbang kastil. Gerbang kastil akan terbuka dan semua penghuninya akan tidur. Segera pergi ke kandang kuda dan pilih kuda yang paling gagah. Jangan lakukan hal lain. Langsung lompat ke punggung kuda dan segera kembali padaku secepat mungkin. Selamat tinggal, Pangeran! Semoga kau beruntung!” kata katak kecil, lalu melompat ke kolam mata air, dan menghilang.  

Pangeran Saphir kembali bersemangat mendengar kata-kata katak hijau kecil itu. Kini ia punya harapan untuk menyembuhkan ayahnya. Ia langsung menyuruh semua pemburu dan pengawal yang menyertainya untuk menunggunya di desa tepi hutan.

Pangeran Saphir lalu berjalan sendiri menyusuri jalan panjang yang ditumbuhi pohon aras. Beberapa waktu kemudian, ia tiba di depan gerbang kastil yang sangat indah. Bangunan itu terbuat dari kristal dan hiasannya dari emas.  

Pangeran Saphir segera melakukan seperti yang diperintahkan katak kecil. Ia menuang butiran pasir dari kantong kecil ke atas tanah di depan gerbang. Dalam sekejap, gerbang terbuka. Terdengar suara batuk-batuk dari dalam kastil, lalu hening. Rupanya semua penghuni kastil sudah tertidur.

Pangeran Saphir langsung pergi ke kandang kuda. Ia berhasil menemukan kuda paling gagah di kandang itu. Ketika akan naik ke punggung kuda, tiba-tiba matanya melihat pelana yang berlapis bahan indah. Karena sudah mencuri kuda, Pangeran Saphir berpikir tak ada salahnya mengambil pelana juga.

Dengan tergesa, ia meletakkan pelana indah itu di punggung kuda. Namun… tiba-tiba penghuni kastil terbangun. Mereka bergegas ke kandang kuda dan menangkap Pangeran Saphir. Pangeran yang malang itu diseret menghadap ke depan tuan mereka, bangsawan pemilik kastil itu.

Untunglah, peri-peri pelindung Pangeran Saphir bisa melembutkan hati si bangsawan. Ia membiarkan Pangeran Saphir pergi tanpa bertanya.

Dengan malu dan kecewa, Pangeran Saphir kembali ke mata air tadi. Si katak hijau kecil menunggunya dengan wajah marah.