Kisah Elang Kayu

By Vanda Parengkuan, Minggu, 13 Mei 2018 | 12:00 WIB
Kisah Elang Kayu (Vanda Parengkuan)

Kini giliran Volya si tukang emas yang dengan bangga mengeluarkan bebek emasnya. Ia memasukkan bebek itu ke kolam air mancur di halaman istana. Bebek itu berenang dengan riang. Ia lalu terbang di udara, dan akhirnya mendarat lagi di dekat Volya. Akhirnya, bebek itu lalu memakan butiran jagung emas di tanah.

"Bagus sekali," kata Tsar. Ia memberi Volya si tukang emas itu sekantong koin emas dan mengirimnya pulang. Bebek itu dipercayakan pada penjaga taman untuk menghiasi kolam dan halaman istana.

Kini, giliran Motya untuk menunjukkan kehebatan elang kayunya. Ia meletakkan elang itu di tanah, lalu duduk di atas punggungnya. Elang itu mulai mengepakkan sayapnya dan terbang menjauh. Tepat seminggu kemudian, elang itu kembali setelah mengelilingi dunia. Tsar sangat terkesan sehingga memberi tukang kayu itu sekantong emas, dan menyimpan elang kayu itu di kamarnya sendiri.

Tsar memiliki seorang putra bernama Vlad. Rasa ingin tahu pemuda ini sangat tinggi. Suatu hari, diam-diam ia masuk ke kamar ayahnya. Vlad melihat elang kayu itu di sudut kamar. Ia mencoba duduk di punggung elang itu. Alangkah terkejutnya ia, ketika elang itu tiba-tiba terbang menembus jendela yang terbuka.

(Bagian 2)

Vlad dibawa terbang sampai jauh sekali. Satu hari, dua hari, dan pada malam hari ketiga, elang itu mendarat di tengah hutan lebat.

Vlad menyembunyikan elang kayu itu di semak-semak. Kemudian, ia berjalan dan menemukan sebuah pondok kecil. Ia masuk dan melihat seorang kakek duduk di dekat kompor.

"Selamat malam, Kakek!" sapanya dalam bahasa Rusia.

Kakek itu diam tidak menjawab.  Vlad mencoba menyapanya dalam bahasa Jerman. Si Kakek tetap tidak menjawab. Begitu juga saat ia menyapa dalam bahasa Inggris. Akhirnya, Vlad menyapanya dalam bahasa Prancis. Barulah Kakek itu menjawab dalam bahasa Prancis juga,

"Dari mana asalmu, anak muda?"

Vlad tidak ingin berbohong. Namun, ia juga takut kalau mengaku sebagai putera raja yang mengendarai elang kayu. Maka ia menjawab,

"Saya pemuda dari Moskow, Kek. Kendaraan yang saya tumpangi rusak, sehingga saya terlunta-lunta di hutan ini.”