Semangkuk Tekwan di Tengah Hujan untuk Laras dan Bapak

By Putri Puspita, Rabu, 13 Juni 2018 | 17:00 WIB
Semangkuk Tekwan (Putri Puspita)

“Ini, satu juta untuk 50 bungkus. Ini tambahan lima ratus ribu untuk makan kemarin. Kalau kurang, ya, maaf,” kata orang itu langsung meninggalkan gerobak Bapak membawa 50 bungkus tekwan.

Laras dan Bapak bengong menatap orang itu. Keduanya saling pandang, masih dengan wajah terkejut.

“Nak, rejeki memang Allah yang atur,” kata Bapak sambil mengelus rambut Laras.

Laras mengangguk dan memeluk Bapak. Hujan masih belum reda.

Suara bedug tanda berbuka puasa terdengar. Bapak teringat semangkuk tekwan yang disisakannya.

“Ras, kita makan ini dulu untuk berbuka, ya. Masih ada semangkuk. Setelah itu, kita cari makanan lain.”

Laras tersenyum,”Yuk, makan berdua, Pak! Laras mau makan dengan Bapak. Laras mau jadi baik seperti Bapak,” kata Laras.

Laras dan Bapak makan semangkuk tekwan berdua. Jika kemarin tekwan dimakan dengan sedih karena dipalak, tetapi sekarang mereka makan dengan hati lega.

Buka puasa hari ini, begitu istimewa untuk Laras dan Bapak.