Bobo.id - Tumbuh-tumbuhan seperti pohon dan tanaman hijau lainnya mendapatkan asupan makanan salah satunya dengan cara berfotosintesis.
Fotosintesis dilakukan dengan cara menyerap cahaya matahari yang akan diubah menjadi makanan.
Selain tumbuhan yang ada di darat, ganggang laut ternyata juga melakukan fotositesis, lo, teman-teman.
Sama seperti tumbuhan di darat, ganggang laut juga melakukan proses fotosintesis dengan cara menyerap cahaya matahari.
Baca Juga : Hati-hati, 3 Hal Ini Bisa Membuat Kita Mengucek Mata Terus-terusan
Bedanya dengan tumbuhan di darat yang hanya mengubah karbon dioksida menjadi oksigen, ganggang laut mengubah karbon dioksida dan juga air.
Karbon dioksida dan air ini kemudian diubah menjadi gula dan oksigen.
Nah, hasil fotosintesis ini kemudian akan menjadi gelembung-gelembung oksigen berukuran kecil yang mengapung ke permukaan laut.
Ternyata saat gelembung oksigen ini terlepas dari ganggang laut, ada bunyi yang dihasilkan, lo, yaitu bunyi 'ping' yang singkat.
Bunyi 'ping' ini bukan hanya sebagai tanda oksigen yang terlepas dari ganggang laut, tapi juga untuk memantau kesehatan terumbu karang di laut.
Terumbu karang juga mengeluarkan suara yang sama saat ganggang laut melepaskan oksigen ke air.
Terumbu karang yang sehat dan terlindungi akan mengeluarkan suara 'ping' yang berfrekuensi rendah.
Baca Juga : Arang Aktif Dijadikan Bahan dalam Makanan, Apakah Berbahaya?
Sedangkan terumbu karang yang rusak mengeluarkan suara dengan nada tinggi.
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai suara dari hasil fotosintesis ini, ahli kelautan, Simon Freeman yang bekerja sebagai ahli kelautan di Rhode Island melakukan sebuah penelitian.
Percobaan dilakukan dengan cara meletakkan 10 kilogram ganggang laut yang dikumpulkan dari Hawaii's Kaneohe Bay ke dalam tangki yang berisi air laut.
Percobaan ini membantu mereka untuk bisa menganalisis setiap suara yang dihasilkan oleh tanaman laut ini dan tidak terganggu suara lain dari laut.
Hasilnya, para peneliti berhasil mencatat suara 'ping' yang terdengar keras dari terumbu karang yang sakit, nih, teman-teman.
Baca Juga : Mengapa Kita Cepat Lelah dan Kulit Memerah Saat Kepanasan?
Cara ini dianggap oleh para peneliti sebagai salah satu cara yang bisa digunakan untuk menyelamatkan terumbu karang yang rusak.
Karena cukup dengan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh terumbu karang, maka peneliti bisa mengetahui apakah ada terumbu karang yang rusak.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR