Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerita misteri hari ini.
Cerita misteri hari ini bercerita tentang Detektif Holmes yang sedang sakit parah.
Yuk, kita langsung baca cerita misteri hari ini.
-----------------------------------------
Baca Juga : Sejarah Gempa Krakatau, Salah Satu Gempa Terdahsyat di Dunia
Culverton Smith tertawa. "Kau memang tidak boleh berharap aku akan datang. Tapi lihatlah! Aku ada di sini, Holmes! Aku membalas kejahatanmu dengan kebaikan!”
"Kau sangat baik hati. Sangat mulia. Aku sangat memerlukan keahlianmu yang hebat itu!”
Culverton Smith tertawa terkikik.
"Kau satu-satunya orang di London yang tahu tentang keahlianku. Apa kau tahu, apa yang terjadi denganmu?
"Gejala penyakitku sama," kata Holmes.
"Ah! Kamu mengenali gejalanya?"
"Ya, gejalanya sangat sama!”
"Yah, aku seharusnya tidak terkejut, Holmes. Aku seharusnya tidak terkejut jika gejala penyakitmu sama dengan Victor. Jika gejala penyakitmu sama dengannya, maka kau akan mengalami nasib buruk. Victor yang malang meninggal pada hari keempat. Padahal dia pemuda yang lebih kuat dan muda dibanding kau.
Baca Juga : Sejarah Gempa Krakatau, Salah Satu Gempa Terdahsyat di Dunia
Baca Juga : Sejarah Gempa Krakatau, Salah Satu Gempa Terdahsyat di Dunia
Tentu saja, seperti yang dulu pernah kau katakan ketika kau menyelidiki aku. Betapa mengejutkan dan aneh kalau Victor bisa mengidap penyakit menular dari Asia, padahal dia tinggal di jantung kota London. Dan kebetulan, penyakit yang diderita Victor itu adalah penyakit yang sedang aku teliti.
Kau sangat pintar karena bisa menyelidiki kebetulan itu. Tetapi kau keterlaluan karena mencurigai dan menuduh aku. Kau kelewatan karena menghubungkan kematian Victor dengan penelitianku!”
"Aku memang tahu, kau yang membunuh Victor dengan kuman yang sedang kau teliti!”
"Oh, ya, kau tahu? Sayangnya, kau tetap tidak bisa membuktikannya. Tapi kau ini betul-betul aneh! Kau menyebarkan berita tentang kecurigaanmu padaku. Tapi kau lalu merangkak padaku untuk meminta bantuan saat kau sedang sekarat! Permainan apa ini, hah?”
Dokter Watson lalu mendengar napas Holmes yang tersendat-sendat.
Baca Juga : Apakah Mutiara Berasal dari Air Liur Tiram? Ini Fakta Asal Mutiara
"Beri aku air!" seru Holmes.
"Kau sudah hampir mati, temanku. Tapi aku tidak ingin kau mati sebelum aku bicara denganmu. Itu sebabnya aku akan memberimu air. Apa kau mengerti apa yang aku katakan?”
Holmes mengerang. "Lakukan apa yang bisa kau lakukan untukku. Biarkan kejadian dulu berlalu," bisiknya. "Aku janji akan melupakan kata-kataku dan tuduhanku dulu. Aku janji. Sembuhkan aku sekarang, dan aku akan melupakannya!” erang Holmes lagi.
"Lupakan apa?"
"Tentang kematian Victor Savage. Kau baru saja mengakui bahwa kau yang telah membunuhnya. Aku akan melupakannya."
"Terserah, kau bisa melupakannya atau mengingatnya. Kita tidak sedang berada di pengadilan. Tidak penting bagiku bahwa kau tahu bagaimana keponakanku mati. Bukan dia yang sedang kita bicarakan, tapi kau!
Dan utusan yang kau kirim padaku. Aku lupa namanya. Dia bilang, kau tertular penyakit itu dari pada pelaut Tiongkok di dermaga?”
"Yaa, hanya itu dugaanku…” kata Holmes.
Baca Juga : Di Planet Mars Ada Kawah yang Dipenuhi dengan Es yang Tidak Meleleh!
"Kau bangga bukan, dengan otakmu, Holmes? Kau pikir dirimu pintar, kan? Kali ini, kau bertemu dengan orang yang lebih pintar! Sekarang coba pikirkan kembali, Holmes. Apakah ada penyebab lain, sampai kau bisa tertular penyakit ini?”
"Aku tidak bisa berpikir. Pikiranku hilang. Demi Tuhan, tolong aku!" jerit Holmes putus asa.
"Ya, aku akan membantumu. Aku akan membantumu mengerti, bagaimana kau bisa tertular. Aku ingin kau tahu sebelum kau mati."
"Beri aku sesuatu untuk meringankan rasa sakitku."
"Menyakitkan, kan? Terasa kram juga…”
"Ya, ya…kram."
"Bagus! Kau bisa mendengar kata-kataku sepertinya. Dengarkan sekarang! Bisakah kau mengingat kejadian yang tidak biasa dalam hidupmu? Kapan gejala-gejala penyakitmu dimulai?" tanya Culverton Smith.
"Tidak.. aku tidak ingat sama sekali… Aku terlalu sakit untuk berpikir.”
"Kalau begitu, aku akan membantumu. Apa kau menerima sesuatu yang datang lewat pos?”
"Melalui pos?" bisik Holmes lemah.
“Apa kamu menerima kiriman sebuah kotak?”
“Aku… aku berkunang-kunang.. Aku akan pingsan…”
"Dengar, Holmes!"
Baca Juga : Kenapa Kita Bisa Merasa Merinding, ya? Cari Tahu Sebabnya, yuk!
Dokter Watson mendengar bunyi seperti Culverton Smith sedang mengguncang Holmes yang sudah sekarat itu. Dokter Watson berusaha menahan diri agar tidak keluar dari tempat persembunyiannya.
"Kau harus mendengar kata-kataku! Kau harus dengar! Apa kau ingat, sebuah kotak gading? Kiriman itu datang pada hari Rabu! Kau membukanya! Apa kau ingat?” desak Culverton Smith.
"Ya, ya, aku membukanya. Ada pegas tajam di dalamnya. Kiriman untuk lucu-lucuan…” bisik Holmes setengah sadar.
"Itu bukan untuk lucu-lucuan! Dari benda itulah kau tertular penyakit ini! Kau memang bodoh! Kau ingin cari tahu! Maka kau mendapatkannya! Siapa yang menyuruhmu menghalangi jalanku? Kalau kau tidak menggangguku, aku tidak akan menyakitimu. "
"Aku ingat!" Holmes tersentak. "Pegas itu! Tanganku tertusuk dan berdarah! Kotak gading itu… ada di atas mejaku…”
Baca Juga : Bagaimana Cara Menghitung Usia Kucing Jika Diibaratkan Usia Manusia?
"Kotak gading yang indah! Saat pulang nanti, aku akan membawanya di sakuku karena kotak ini adalah barang bukti terakhir milikmu. Tapi sekarang, kau sudah tahu kebenarannya, Holmes. Kau akan mati dan tahu bahwa akulah yang membunuhmu. Kau tahu terlalu banyak tentang nasib Victor Savage, jadi aku mengirimimu virus itu. Kini kematianmu sudah dekat. Aku akan duduk di sini dan menyaksikannya," ujar Culverton Smith penuh kemenangan.
Holmes berbisik sesuatu. Namun suaranya nyaris tak terdengar.
“Apa katamu? Menyalakan lampu gas? Ah, hari mulai gelap ya? Baiklah!! Aku akan menyalakannya agar bisa melihat kematianmu dengan lebih jelas!” kata Culverton Smith santai.
Ia menyeberangi ruangan dan menyalakan lampu. Cahaya tiba-tiba menerangi ruangan itu.
Baca Juga : Wah, Ada Pohon Natal Ramah Lingkungan yang Dibuat dari Tutup Botol
"Apakah ada lagi yang bisa kulakukan untukmu, temanku?”
“Nyalakan perapian…”
Dokter Watson hampir berseru karena girang dan heran. Suara Holmes tiba-tiba terdengar alami lagi. Sedikit lemah, namun itu suara yang biasa dokter Watson dengar. Ajaib!
Sesaat suasana kembali sepi. Dokter Watson merasa Culverton Smith pasti sedang berdiri dengan diam dan takjub sambil melihat pada Holmes yang tiba-tiba terdengar sehat lagi.
“Apa artinya ini?" seru Culverton Smith bingung dengan nada yang kering dan serak.
(Bersambung)
Cerita: Arsip Bobo
Baca Juga : Selamat Hari Ibu! Mengenal Tradisi Hari Ibu di Negara Lainnya, yuk!
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR