Penduduk desa itu menjelaskan, tempat kediaman Putri Hening sudah dekat. Kira-kira tiga bulan perjalanan lagi. Putri itu mengenakan kerudung tujuh lapis dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Banyak pemuda dikurung di penjara bawah tanah karena tidak berhasil membuat sang putri berkata-kata.
Mendengar cerita ini, para pemuda di kedai itu malah menjadi tidak sabar untuk menguji nasib mereka. Pangeran dan pelayannya pun ikut berangkat melanjutkan perjalanan.
Setelah tiga bulan berjalan, mereka akhirnya melihat gunung besar lain di kejauhan. Mereka pun mulai mendaki. Di puncak gunung, tampak sebuah kastil yang menjulang tinggi. Pangeran Taka yakin, itulah tempat tinggal Putri Hening. Di luar kastil itu, Pangeran Taka melihat ada beberapa tangga yang menuju ke bawah tanah.
“Aku yakin, di sanalah letak penjara bawah tanah yang mengurung para pemuda yang gagal membuat Putri Hening berbicara. Entahlah, apa aku bisa berhasil...” kata Pangeran Taka pada pelayannya.
Sebelum mencoba masuk ke kastil itu, mereka menyewa sebuah rumah warga desa dan tinggal beberapa hari di tempat itu.
Selama beberapa hari itu, mereka tidak mendengar apapun selain tangisan dan ratapan dari warga desa di puncak gunung itu.
Baca Juga : Harus Mendapatkan Tidur Cukup, Inilah Durasi Ideal Tidur Kita!
"Oh, kakakku!"
"Oh, anakku!"
Pangeran Taka lalu bertanya pada salah satu warga desa itu. Apa penyebab kesedihan warga-warga desa yang menangis itu.
"Anak muda, sepertinya kau datang ke tempat ini untuk mati. Rupanya kau tidak tahu apa-apa soal Putri Hening. Daerah ini ada di bawah kekuasaan Raja Dompi, ayah dari Putri Hening. Siapa pun yang ingin mencoba membuat sang putri berbicara, harus menghadap raja dulu. Jika raja mengijinkan, ia akan menyuruh pengawal menemanimu menemui sang putri. Jika kau gagal membuat putri berbicara, maka pengawal akan langsung membawamu ke kurungan bawah tanah,” ujar warga desa itu.
Ketika mendengar ini, Pangeran Taka berkata pada pelayannya,
"Rupanya kita telah tiba di akhir perjalanan kita. Sebaiknya kita tinggal beberapa hari lagi di sini. Lalu, kita pikirkan, apa yang akan kita lakukan selanjutnya. Lihat saja nanti, bagaimana nasib kita.”
Pangeran Taka dan pelayannya akhirnya tinggal di desa itu beberapa hari lagi. Suatu hari, saat berjalan-jalan di pedesaan itu, mereka melihat seorang pemuda membawa burung bulbul di dalam kandang. Pangeran Taka sangat tertarik pada burung itu sehingga ia membelinya.
“Pangeran, kita punya urusan penting di sini. Mengapa Pangeran malah membeli burung?” protes pelayannya.
Namun Pangeran Taka tetap membeli burung bulbul itu dan membawa pulang ke rumah sewaan mereka. Kandang burung itu diletakkan di kamarnya.
Di malam hari, saat sendirian, Pangeran Taka berpikir keras.
“Bagaimana cara membuat Putri Hening berbicara, ya? Kalau aku gagal membuatnya bicara, maka aku akan dikurung,” gumamnya sendirian.
Tiba-tiba, tak disangka, burung bulbul di kandang berbicara,
"Mengapa begitu sedih, pangeranku? Apa yang membuatmu susah?”
Pangeran Taka gemetar takut. Ia tak yakin, apakah burung itu yang berbicara, atau hantu.
Baca Juga : Ada Berbagai Fakta Unik Tentang Buku, Apa Saja, ya? #akubacaakutahu
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR