“Wii tidak salah. Aku yang salah! Aku memaksanya untuk naik ke langit. Jangan hukum Wii, hukum aku saja,” kata Toto sungguh-sunguh.
“'To...Toto! Jangan bicara sembarangan! Jangan hukum dia, Dewa Petir! Kumohon!” kata Wii semakin cemas.
Baca Juga : Ada 4 Senyawa dalam Cokelat yang Membuat Bahagia, lo! Apa Saja, ya?
Dewa Petir tidak memedulikan kata-kata Wii. “Kamu sungguh-sungguh mau menggantikan dia, manusia?” tanya Dewa Petir. Di tangannya ada petir berkilat-kilat, siap menyambar.
Toto mengangguk. Hatinya berdebar-debar takut, namun ia memberanikan diri. Dewa Petir melemparkan petirnya ke arah Toto.
Baca Juga : Di Giethoorn Hanya Bisa Jalan Kaki dan Naik Perahu, Kenapa Begitu?
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR