Bobo.id - Mata yang dimiliki oleh manusia dan hewan punya fungsi yang sama, teman-teman, yaitu digunakan sebagai indra penglihatan.
Dengan menggunakan mata, maka kita bisa mengetahui ke mana kita berjalan atau apa saja yang ada di sekitar kita.
Sama dengan hewan, mata juga memudahkan mereka untuk mengetahui predator yang mendekati mereka atau mangsa yang ada di dekatnya.
Nah, kalau mata biasanya ada di bagian kepala hewan, maka berbeda dengan ular laut zaitun, nih, teman-teman.
Baca Juga : Sering Lihat Anjing Berputar-putar Sebelum Tidur? Ini Alasannya
Ular laut zaitun tidak hanya memiliki mata yang terletak di bagian kepalanya, tapi juga di bagian ekornya, lo.
Ekor yang Bisa Mendeteksi Cahaya
Beberapa hewan memang memiliki titik menyerupai mata yang ada di bagian tubuh tertentu yang bertujuan untuk mengelabui predatornya.
Mata palsu yang ada di beberapa hewan tersebut akan membuat predator menyerang bagian yang salah dan memberikan kesempatan pada hewan untuk melarikan diri.
Kalau beberapa hewan memiliki mata palsu, maka bercak yang ada di ekor ular laut zaitun juga mempunyai fungsi yang hampir seperti mata, lo, yaitu untuk mendeteksi cahaya.
Penemuan ini berawal dari beberapa penyelam yang memperhatikan bahwa saat mereka menyorotkan cahaya ke ekor ular laut zaitun, hewan tersebut akan menggerakkan ekornya.
Pada penelitian yang dilakukan pada tahun 1990, para peneliti kemudian mengonfirmasi bahwa memang ular laut jenis ini bisa mendeteksi cahaya menggunakan ekornya, teman-teman.
Hal ini membuat ular laut zaitun menjadi satu-satunya reptil dari 10.000 spesies reptil yang diketahui dapat merespons cahaya melalui ekornya.
Baca Juga : Wah, Simpanse di Kebun Binatang Irlandia Mencoba Melarikan Diri!
Kenapa Ekor Ular Laut Bisa Merespons Cahaya?
Untuk mengetahui jawabannya, beberapa peneliti dari University of Adelaide kemudian melalukan penelitian.
Penelitian yang dilakukan pada beberapa jenis ular laut ini menghasilkan temuan bahwa dua anggota genus ular laut zaitun, yaitu Aipysurus punya bercak pendeteksi cahaya yang sama.
Nah, tenyata pendeteksian yang dilakukan ular laut ini tergantung pada melanopsin yang ada di kulit ular laut, teman-teman.
Melanopsin adalah protein yang peka pada cahaya. O iya, ini juga terdapat pada manusia, tapi dengan fungsi yang berbeda, nih.
Pada manusia, melanopsin berguna untuk mengatur siklus tidur karena zat warna ini sangat sensitif pada cahaya.
Sedangkan pada beberapa amfibi seperti katak, melanopsin digunakan untuk melakukan kamuflase dengan cara mendeteksi cahaya yang jatuh pada tubuh katak tertentu, kemudian menyesuaikan warnanya agar sesuai.
Selain menggunakan melanopsin, beberapa gen juga memungkinkan adanya pemrosesan cahaya yang diubah menjadi informasi yang disampaikan ke sistem saraf ular, lo.
Baca Juga : Baru Ditemukan, Spesies Baru Kura-Kura Ini Sudah Terancam Punah
Apa Fungsi Ekor yang Bisa Mendeteksi Cahaya?
Kalau mata palsu yang terdapat pada beberapa hewan berfungsi sebagai cara untuk mengelabui musuhnya, ekor pendeteksi cahaya milik ular laur zaitun juga punya fungsi yang hampir sama.
Dengan adanya pendeteksi cahaya di ekornya, ular laut bisa menghindari predatornya dengan bersembunyi di bawah batu karang.
Ekor Pendeteksi Hanya Berevolusi Satu Kali
Para peneliti beranggapan kalau ekor pendeteksi cahaya yang dimiliki oleh ular laut zaitun ini hanya berevolusi satu kali saja, lo, teman-teman.
Meskipun begitu, peneliti tetap mengharapkan kemampuan ini bisa bertahan di enam spesies lain dari nenek moyang ular laut zaitun.
Tapi sayangnya, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, peneliti tidak menemukan adanya evolusi lanjutan dari kemampuan ekor pendeteksi cahaya ini dalam spesies yang diteliti.
Hal ini kemudian disimpulkan sebagai kemampuan yang hanya dimiliki oleh ular laut zaitun saja, nih, teman-teman.
Baca Juga : Rubah Fennec Punya Telinga yang Sangat Besar, Untuk Apa, ya?
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR