Dengan air mata bercucuran, Putri Berna pergi dari kedai itu. Ia mulai bisa mengerti, apa itu kesedihan. Namun ia sudah berjanji untuk menanggung kesedihan itu. Berjam-jam ia berjalan dan menemukan sebuah toko penjahit. Putri Berna melamar pekerajaan di situ. Sang penjahit sedang sibuk sekali menjahit gaun pengantin seorang gadis bangsawan serta gaun anggota keluarganya. Sang penjahit sungguh butuh tenaga bantuan. Itu sebabnya, saat ada pemuda yang melamar pekerjaan, si penjahit langsung menerimanya.
Setelah dua hari mereka menjahit semua gaun pesanan, si penjahit pulang untuk beristirahat. Ia meninggalkan Putri Berna sendirian di kios jahitnya karena mengira Putri Berna adalah seorang pemuda. Ketika malam tiba, sang putri menutup toko dan beristirahat.
Baca Juga : Migrain, Sakit Kepala yang Lebih Berat dari Sakit Kepala Biasa
Pada tengah malam, Burung Kesedihan datang lagi. Ia mencabik-cabik semua pakaian pesta di kios jahit itu. Ia lalu membangunkan sang putri dan berkata,
"Lihatlah! Inilah kesedihan," kata Burung Kesedihan. "Aku akan menyiapkan lebih banyak kesedihan untukmu!" katanya lagi, lalu terbang keluar dari kios itu.
Baca Juga : Tak Hanya Pizza, 5 Makanan Terkenal Ini Juga Khas Italia, Pernah Coba?
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR