Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Burung Kesedihan.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
------------------------------------------
Baca Juga : Dongeng Bona and Friends: Belajar Berenang
Dahulu kala, hiduplah seorang Sultan yang memiliki seorang putri bernama Berna. Putri cantik ini sangat dekat dengan Elmas, pengasuhnya. Sang putri selalu berada di sisi pengasuhnya itu.
Suatu hari, Elmas tampak sedang termenung. Putri Berna bertanya pada pengasuhnya itu, “Apa yang kau pikirkan, Elmas...”
Baca Juga : Dongeng Bona and Friends: Ular Pohon Jambu
“Aku sedang sedih,” jawab Elmas.
“Apa itu sedih?” tanya Putri Berna. "Apakah aku juga bisa memilikinya?”
Elmas menjelaskan namun Putri tetap tak mengerti.
Baca Juga : Sering Mengucek Mata? Hati-Hati 3 Bahaya Ini
“Aku ingin mengalami sendiri apa itu kesedihan. Aku ingin mengalami kesedihan,” katanya.
“Akan kuperlihatkan, apa itu sedih, jika Putri berjanji bisa menahan kesedihan itu,” kata Elmas akhirnya dengan ragu.
Putri Berna berjanji akan menahan kesedihan, seperti apapun kesedihan itu. Ia betul-betul ingin memiliki kesedihan.
Baca Juga : Sering Dianggap Mengganggu, Ini yang Terjadi Jika Serangga Hilang dari Bumi
Maka, pada suatu hari, Elmas sang pengasuh datang membawa sebuah sangkar berisi seekor burung besar. Itulah Burung Kesedihan. Elmas memerlihatkan burung itu pada Putri Berna. Sang putri sangat senang karena burung itu menemaninya dirinya siang dan malam.
“Suatu saat nanti, Burung Kesedihan ini akan membawa kesedihan untuk Putri. Tapi tetaplah bertahan. Burung ini hanya ingin menunjukkan apa itu kesedihan. Ingatlah, nantinya, ia akan membawa kedamaian,” pesan Elmar lagi.
Baca Juga : Apa yang Terjadi kalau Tidak Sengaja Menelan Air Kolam Renang, ya?
Putri Berna mengangguk penuh rasa ingin tahu. Ia betul-betul ingin tahu, ada itu kesedihan.
Beberapa waktu kemudian, Putri Berna pergi ke kebun binatang bersama beberapa dayangnya. Ia tak lupa membawa burung dalam sangkar bersamanya.
Baca Juga : Selain Burung Elang, Inilah 5 Hewan yang Penglihatannya Super Tajam
Ketika tiba di kebun binatang, Putri Berna menggantung sangkar Burung Kesedihan di sebatang dahan pohon. Pada saat itulah terdengar suara si burung,
“Putri yang cantik... bebaskahlah aku sebentar saja," katanya, "Agar aku bisa bermain dengan burung-burung lain. Aku akan kembali lagi setelah selesai bermain."
Baca Juga : Dongeng Bona and Friends: Belajar Berenang
Putri Berna langsung membuka pintu sangkar, dan membiarkan burung itu terbang bebas. Itu karena sang putri pun sebetulnya tak suka dikurung-kurung. Putri Berna lalu berjalan santai bersama dayang-dayangnya berkeliling kebun binatang.
Beberapa waktu kemudian, si burung kembali. Ia menyambar Putri Berna dan membawanya ke puncak gunung yang tinggi.
"Lihatlah! Inilah kesedihan," kata Burung Kesedihan. "Aku akan menyiapkan lebih banyak kesedihan untukmu!" katanya lagi, lalu terbang menjauh.
Baca Juga : Mengapa Belum Ada Astronaut yang Pergi ke Bulan Lagi Setelah 47 Tahun?
Putri Berna kini terlunta-lunta di daerah pegunungan. Ia mulai lapar dan haus. Ia terus berjalan sekuat tenaga mencari desa terdekat. Akhirnya, ia bertemu dengan seorang penggembala domba. Putri Berna lalu mengajak penggembala itu bertukar pakaian, sehingga ia bisa menyamar menjadi laki-laki agar lebih aman.
Baca Juga : 35 Tahun di Indonesia, Pizza Hut Rayakan Ulang Tahun di Gerai Pertamanya
Sang putri lalu melanjutkan perjalanannya dengan pakaian gembala. Ia tiba di sebuah desa yang memiliki sebuah kedai kopi. Putri Berna masuk ke dalamnya dan melamar pekerjaan. Si pemilik kedai langsung menerimanya karena ia butuh seorang asisten.
Pemilik kedai menganggap Putri Berna adalah pemuda yang kuat dan bisa dipercaya. Itu sebabnya, menjelang malam, si pemilik kedai pulang ke rumahnya. Ia menugaskan Putri Berna menjaga dan bertanggung jawab atas kedainya.
Baca Juga : Manusia di Bumi Perlu Tabir Surya, Bagaimana dengan Astronaut di Ruang Angkasa?
Setelah menutup toko, sang putri berbaring untuk tidur. Di tengah malam, Burung Kesedihan muncul lagi. Ia memecahkan semua cangkir dan piring di tempat itu. Ia lalu membangunkan Putri Berna dan berkata,
"Lihatlah! Inilah kesedihan," kata Burung Kesedihan. "Aku akan menyiapkan lebih banyak kesedihan untukmu!" katanya lagi, lalu terbang keluar dari kedai itu.
Baca Juga : Apa Sebabnya Bintik yang Muncul Saat Cacar Air Terasa Gatal, ya?
Sepanjang malam, putri yang malang itu berbaring tanpa bisa tidur. Ia berpikir, apa yang harus ia katakan kepada majikannya esok hari. Ketika pagi tiba, pemilik kedai kembali. Ia melihat semua gelas dan piring di kedainya pecah berantakan di lantai. Ia sangat marah dan memukuli Putri Berna. Sang putri lalu diusir dari kedai itu.
Baca Juga : Ada Bakso Bentuknya Seperti Tumpeng di Yogyakarta, Tertarik Mencicipi?
Dengan air mata bercucuran, Putri Berna pergi dari kedai itu. Ia mulai bisa mengerti, apa itu kesedihan. Namun ia sudah berjanji untuk menanggung kesedihan itu. Berjam-jam ia berjalan dan menemukan sebuah toko penjahit. Putri Berna melamar pekerajaan di situ. Sang penjahit sedang sibuk sekali menjahit gaun pengantin seorang gadis bangsawan serta gaun anggota keluarganya. Sang penjahit sungguh butuh tenaga bantuan. Itu sebabnya, saat ada pemuda yang melamar pekerjaan, si penjahit langsung menerimanya.
Setelah dua hari mereka menjahit semua gaun pesanan, si penjahit pulang untuk beristirahat. Ia meninggalkan Putri Berna sendirian di kios jahitnya karena mengira Putri Berna adalah seorang pemuda. Ketika malam tiba, sang putri menutup toko dan beristirahat.
Baca Juga : Migrain, Sakit Kepala yang Lebih Berat dari Sakit Kepala Biasa
Pada tengah malam, Burung Kesedihan datang lagi. Ia mencabik-cabik semua pakaian pesta di kios jahit itu. Ia lalu membangunkan sang putri dan berkata,
"Lihatlah! Inilah kesedihan," kata Burung Kesedihan. "Aku akan menyiapkan lebih banyak kesedihan untukmu!" katanya lagi, lalu terbang keluar dari kios itu.
Baca Juga : Tak Hanya Pizza, 5 Makanan Terkenal Ini Juga Khas Italia, Pernah Coba?
Keesokan paginya, si penjahit datang kembali ke kiosnya. Ia sangat terkejut melihat semua pakaian pesanan untuk acara penikahan telah tercabik-cabik. Ia memanggil Putri Berna dan meminta putri yang sedang menyamar itu untuk bertanggung jawab.
Sang putri yang malang tak bisa berkata apapun. Si penjahit memukulnya dan mengusirnya pergi dari tempat itu.
Baca Juga : Selain Hewan dan Tumbuhan, Bahasa Juga Bisa Mengalami Kepunahan, lo!
Diliputi kesedihan, sang putri yang tidak bahagia itu kembali berjalan dengan kesepian. Ia tetap berpegang teguh pada pesan pengasuhnya, Elmas. Ia tahu, bahwa Burung Kesedihan nantinya akan memberinya kedamaian.
Sang Putri lalu masuk ke sebuah celah gunung. Di tempat itu, ia hidup dalam pengasingan selama beberapa hari. Ia menderita lapar dan haus. Ia juga ketakutan karena banyak binatang buas yang berkeliaran di daerah itu. Malam harinya, sang putri naik ke atas dahan pohon yang rimbun dan tidur di sana.
Baca Juga : Cerita Misteri: Siluman Sumur
Suatu hari, putra seorang sultan dari daerah lain melintas di tempat itu. Ia adalah Pangeran Demir. Sang pangeran sedang berburu. Saat melihat ada yang bergerak di dahan sebuah pohon, ia segera menembakkan panah ke arah dahan itu. Namun anak panahnya hanya menancap di kayu dahan.
Baca Juga : Selain Teknik, Ini 6 Peralatan yang Digunakan Ketika Berenang
Saat mendekati pohon untuk mengambil kembali anak panahnya, sang pangeran sangat terkejut. Ternyata ada seorang pemuda di situ.
"Kamu ini manusia atau jin?” tanya Pangeran Demir.
“Aku manusia, Pangeran...” jawab Putri Berna yang masih mengenakan pakaian gembala.
Baca Juga : Jika Gigi Permanen Tanggal, Gigi Tidak Bisa Tumbuh Lagi, Kenapa, ya?
Pangeran Demir lalu mengajak Putri Berna turun dari pohon dan membawanya ke istana di negerinya. Di istana, Putri Berna mandi dan memakai baju bersih. Akhirnya Pangeran Demir tahu kalau pemuda gembala itu ternyata seorang putri cantik.
Baca Juga : 7 Makanan Ini Tidak Perlu Disimpan di Dalam Kulkas, Apa Saja, ya?
Setelah Putri Berna tinggal beberapa lama di istana itu, Pangeran Demir jatuh cinta padanya. Ia pun melamar sang putri untuk menjadi istrinya.
Putri Berna sangat santun dan baik hati. Itu sebabnya, sultan di negeri itu, ayah dari Pangeran Demir, setuju akan pernikahan mereka. Pesta pernikahan mereka pun berlangsung dengan meriah.
Baca Juga : Tayang di Bioskop Mulai Hari Ini, Kita Terbang Bersama Dumbo, yuk!
(Bersambung)
Cerita oleh: Dhian.
Tonton video ini, yuk!
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR